Home » » Berkorban atau menjadi korban

Berkorban atau menjadi korban

 
Khutbah Jum’ah Pon
( 10 Dzul Hijjah 1433 H / 26 Oktober 2012 M )
“Umat Islam Harus Siap Berkorban
Jika Tidak Ingin Menjadi Korban”


الحمد لله الذي جعل الجمعةَ أفضلَ الأيَّامِ فِى الأُسْبُوع واخْتَصَّه بساعة فيها دعاء مسموع، وقال تعالى (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ). واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له شهادة انجُو بها من عذاب النار، واشهد ان محمدا عبدُه ورسولُه افضلُ منْ صلَّى ونحَر وحجَّ واعتمَر، نبيٌّ غفَرَ اللهُ ما تقدم من ذنبه وما تأخر. اللهم صلِّ وسلِّمْ على سيدنا محمدٍ عبدِك ورسولِك وعلى الِه واصحَابِه الذين اذْهَب اللهُ عنهم الرِّجْسَ وطهَّر، فيا أيها المسلمون اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وانتم مسلمون، اما بعد. 

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa taala, yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita. Pada hari yang mulia ini, kita diberi kesempatan dan kesehatan untuk melakukan ibadah sholat juma’at ,salah satu realisasi ketaqwaan kita kepada Alloh SWT
Sementara itu, umat Islam dari segala penjuru dunia yang sedang menunaikan ibadah haji, pada hari ini sedang berkumpul di Mina. Iring-iringan mereka bergerak dengan perlahan, sejak dari Jumratul 'Ula, Jumratul Wustha, hingga Jumratul 'Aqabah. Mereka yang datang dari berbagai penjuru dunia, dengan beragam suku, bangsa, bahasa, dan warna kulit, bersatu padu dengan langkah yang sama untuk memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Keaneka-ragaman suku, bangsa, bahasa, dan warna kulit itu ternyata tak lagi membedakan mereka, satu sama lain, karena sesungguhnya mereka telah dipersatukan dengan kesatuan aqidah dan hukum yang diturunkan oleh Allah, yang sedang mereka praktikkan dalam manasik haji mereka.
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Banyak hewan korban disembelih sebagai wujud ketaatan pada perintah Allah Subhanahu wa ta’ala. Perintah untuk mengorbankan harta yang paling kita cintai sekalipun, sebagaimana yang dipraktikkan oleh Nabiyullah Ibrahim ‘Alaihissallam.
Sebuah pengorbanan yang luar biasa. Betapa tidak. Putra yang sudah dinantikan dan didambakan kelahirannya, yang diharapkan kelak menjadi penerus keturunan dan perjuangannya, yang baru tumbuh menjadi pemuda yang cerdas, tampan, dan menawan, justeru diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuk disembelih. Inilah bentuk pengorbanan yang luar biasa dari diri seorang Nabi Ibrahim ‘Alaihissallam. Juga pengorbanan luar biasa dari diri Nabi Ismail ‘Alaihissallam, yang telah rela menyerahkan jiwa dan raganya untuk mengabdi kepada Allah.
Pengorbanan tersebut, Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah… sesungguhnya merupakan kesan dari kecintaan dan ketaatan yang sempurna dari seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, Sang Maha Pencipta, sebagaimana firman Allah:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.." (Q.S. Ali Imran, 92)
Kecintaan dan ketaatan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Imam Al-Baidhawi berkata, "Cinta adalah keinginan untuk taat", sementara, al-Zujaj berkata, "Cinta manusia kepada Allah dan Rasul-nya adalah mentaati keduanya dan ridla kepada semua perintah Allah dan ajaran yang dibawa oleh Rasul-Nya." Lebih lanjut, kecintaan dan ketaatan kepada Allah tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa pengorbanan. Oleh karenanya, tak ada cinta tanpa ketaatan, dan tak akan ada ketaatan tanpa pengorbanan.
Pengorbanan yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihissallam dan Ismail ‘Alaihissallam, merupakan teladan bagi kita akan wujud kecintaan dan ketaatan yang sesungguhnya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena itu, jika kaum Muslim ingin mewujudkan kecintaan dan ketaatan yang sebenarnya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, maka harus siap untuk berkorban. Berkorban dalam hal ini, tentu tidak sekadar menyembelih hewan korban, tapi berkorban dalam arti yang luas. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
"Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (TQS. At-Taubah [9]: 24)
Dalam ayat ini, kita diperintahkan untuk menempatkan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya di atas kecintaan kepada yang lain. Artinya, di saat Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan sesuatu yang menuntut pengorbanan baik berupa harta, keluarga, maupun perniagaan yang kita cintai, kita perlu siap melakukannya. Pengorbanan inilah yang akan mendatangkan balasan dari Allah berupa keridlaan, ampunan, pertolongan, kemenangan, dan kemuliaan. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
"Kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin… (TQS. Al-Munaafiquun [63]: 8)
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Jika kita nilai sejujurnya keadaan umat Islam saat ini, maka keadaannya amatlah jauh dari harapan. Umat yang semestinya hidup sejahtera di bumi yang kaya-raya ini, faktanya justeru hidup sengsara dalam kemiskinan dan kemelaratan. Angka pengangguran terus meningkat. Beban hutang luar negeri makin menjerat, dan beban hidup pun terus meningkat. Inilah sekilas gambaran keadaan umat di dalam negeri. Keadaan umat Islam di luar negeri pun tidak jauh berbeda. Di berbagai negeri, umat Islam berada dalam keadaan tertindas dan terjajah. Tengoklah apa yang terjadi atas saudara kita yang ada di Palestin, Iraq, Afghanistan, Thailand, Australia, Perancis, Cina, Uzbekistan, dan sebagainya. Semuanya ini terjadi karena umat Islam dalam keadaan yang sangat lemah. Kelemahan inilah yang dimanfaatkan betul oleh negara-negara penjajah untuk menjajah kaum Muslimin, baik secara langsung maupun tidak.
Adapun kelemahan umat Islam itu sendiri pada dasarnya diakibatkan oleh lemahnya pemahaman umat Islam terhadap Islam itu sendiri. Lemahnya pemahaman ini dapat dilihat pada lemahnya praktik penerapan Islam dalam kehidupan kaum muslimin. Ini dapat dilihat dari fakta kehidupan kaum Muslim saat ini. Mereka beribadah haji dengan aturan Islam, sholat dengan aturan Islam, menikah dengan aturan Islam, tetapi mereka tidak mengelola sumber hasil buminya dengan aturan Islam, tidak mengatur ekonominya dengan aturan Islam, tidak mengatur sistem pertahanan dan keamanannya dengan aturan Islam, tidak menjalankan politik dalam dan luar negerinya dengan aturan Islam. Inilah yang menjadi penyebab lemahnya umat Islam.
Jika umat Islam lemah, mereka hanya akan menjadi korban. Korban ketamakan dan kerakusan negara-negara penjajah yang selalu ingin mencengkramkan kekuasaannya atas negeri-negeri Muslim.
Agar hal ini tidak terjadi, tentu umat Islam harus kuat. Jika ingin kuat, umat Islam harus hidup dengan cara memahami Islam secara menyeluruh dalam segala hal (kaffah). Artinya, Islam harus dijadikan sebagai acuan dalam nengatur seluruh aspek kehidupan kaum muslimin, baik dalam urusan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun negara. Inilah kunci kejayaan umat dalam meraih kemuliaan. Kemuliaan di sisi Allah khususnya, dan di mata umat serta bangsa-bangsa lain pada umumnya.
Untuk meraih kemuliaan itu, tentu umat harus berjuang. Dan perjuangan itu harus disertai dengan pengorbanan. Sebab, tak pernah ada kemuliaan tanpa perjuangan, dan tak pernah ada perjuangan tanpa pengorbanan. Jadi, sesungguhnya hanya ada dua pilihan bagi kita. Apakah kita mau berkorban untuk meraih kemuliaan, atau justru akan menjadi korban, akibat kelemahan kita, karena kita tidak mau berkorban.
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ingatlah, bahwasanya Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Sesungguhnya darah-darah kalian dan harta-harta kalian merupakan kemuliaan bagi kalian, sebagaimana kemuliaan hari kalian ini, di bulan dan di negeri kalian ini." (HR. Muslim dari Jâbir).
Sabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam ini menjelaskan bahwa darah dan harta, termasuk kekayaan alam negeri-negeri Muslim, sesungguhnya merupakan kemuliaan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Kesemuanya wajib dijaga dan dipelihara untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat. Tidak dibenarkan pihak manapun untuk merampas kekayaan tersebut dan menodai kemuliaannya. Jika hal ini terjadi, maka umat wajib mempertahankannya, meskipun harus dengan mengorbankan harta dan jiwa mereka sekalipun. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda:
"Siapa saja yang dibunuh karena mempertahankan hartanya, maka dia (terbunuh) sebagai syahid." (HR. al-Bukhâri dari 'Abdullâh bin 'Amr).
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikianlah, tanpa pengorbanan, kemuliaan takkan pernah boleh diraih. Karena itu, jika umat ini benar-benar cinta kepada Allah dan mau mengambil teladan dari Nabi Ibrahim dan Ismail ‘Alaihimassallam, maka mereka harus siap dan rela berkorban dalam menempuh perjuangan. Adapun agenda perjuangan umat Islam yang terpenting pada situasi sekarang adalah:
Pertama, memantapkan aqidah dan keimanannya. Kedua, mengkaji dan memahami Islam secara menyeluruh dalam segala hal (kaffah). Dan ketiga, memperjuangkan penerapan Islam secara menyeluruh/kaffah tanpa kekerasan, sebagaimana metode dakwah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jika semua agenda ini dapat terlaksana, insya Allah kemenangan dan kemulian akan bisa diraih oleh umat Islam. Ketika itu terjadi, umat benar-benar akan bertakbir dalam kemenangan, bukan dalam kekalahan, sebagaimana yang dikumandangkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صدَقَ وَعْدَه أَعَزَّ جُنْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Tiada Dzat yang berhak disembah kecuali Allah, Dia benar-benar telah menepati janji-Nya (untuk memenangkan Islam dan ummatnya), memuliakan tentara-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan tentara-tentara pasukan sekutu (kafirin) dengan sendiri-Nya.
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Akhirnya, kita berharap semoga para jama'ah haji berhasil meraih haji mabrur. Di tempat yang mustajab, mereka berdoa untuk dirinya, keluarganya, dan seluruh kaum Muslimin agar segera mendapatkan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan dimenangkan atas musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka. Semoga pula para pemimpin juga tersadar, baik pemimpin keluarga, masyarakat, organisasi, maupun negara, termasuk semua pemuka umat Islam; bahwa mereka semua wajib berkorban untuk meraih kemuliaan Islam. Semoga kita dijadikan sebagai bagian dari barisan orang-orang yang rela memberi pengorbanan demi kecintaan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dalam rangka menegakkan Islam secara menyeluruh/kaffah, yang akan menjadi rahmat bagi seluruh alam raya ini.


أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ، لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ ، بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بالأيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين.

0 komentar :

Posting Komentar

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS