KALAM , MU’ROB DAN MABNI
1.
Sebutkan
tanda – tanda kalimat isim !
2.
Tanda
dari fi’il madly adalah bisa dimasuki ta’ fa’il
3.
Lafad
yang menunjukkan arti perintah tapi tidakl bisa dimasuki nun taukid disebut isim
fi’il amar
4.
Kapan fi’il
Mudhore’ dihukumi mabni ?
5.
I’rab
yang bisa masuk pada isim dan fi’il adalah rofa’ dan nashob
6.
Sebutkan
tanda I’rob asal !
7.
Bagaimana
I’robnya asma’u sittah ?
8.
ذو tergmasuk asma’u sittah
jika berma’na shohib
9.
فم termasuk asma’u sittah
jika mimnya dibuang
10.
هن itu lebih baik dii’robi naqos
11.
Apa
perbedaan antara I’rob naqos dan I’rob qosor ?
12.
Sebutkan
syarat asma’u sittah !
13.
Rofa’
alif nashob dan jer dengan ya’ adalah I’robnya isim tasniyah
14.
كلا وكلتا
dii’robi bagaikan isim tasniyah jika mudlof
pada domir
15.
Apa yang
dimaksud dengan lafad mulhaq bi tasniyah ?
16.
Apa yang
dimaksud dengan banya سنون ? yaitu setiap sulasi yang lam fi’ilnya
dibuang diganti dengan ha’ ta’nis
17.
Apakah
isim mu’tal itu ?
18.
Isim
mu’tal alif itu I’robnya dikira- kirakan ketika rofa’ nasob jer
19.
I’robnya
isim manqus itu dikira – kirakan ketika rofa’ dan jer
NAKIROH MA’RIFAT
20.
Apakah
isim nakiroh itu ?
21.
Sebutkan
macam – macam isim ma’rifat !
22.
Dhomir
yang tidak bisa diawal kalam dan tidak bisa jatuh setelah ILLA disebut domir
muttasil
23.
Lafdnya
dhomir mahal jer itu sama dengan lafadznya dhomir mahal nasab
24.
Dhomir
yang lafadnya sama dalam rofa’ nashob dan jer adalah domir NA
25.
Selagi
bisa dimuttasilkan maka domir tidak boleh dimunfasilkan
26.
dalam
contoh خلتنيه ibnu malik lebih memilih memutasilkan
dhomirnya
27.
Jika dua
dhomir muttasil berkumpul maka harus mendahulukan yang lebih khusus
28.
Jika dua
dhomir mahal nasab yang sama tingkatannya berkumpul maka salah satunya harus dimunfasilkan
29.
LAITA
yang diisnadkan pada ya’ mutakallim itu harus dipisah nun wiqoyah
30.
Isim yang
menjelaskan musammanya dengan jelas secara mutlaq disebut alam
31.
Jika alam
asmo berkumpul dengan alam laqob maka alam laqob harus diahirkan
32.
Kapan
alam asmo harus dimudofkan pada alam laqob ? jika keduanya mufrod
33.
Jika
sebelum alam sudah dilakukan untuk lainnya maka disebut alam manqul
34.
Apakah
alam murtajal ? alam yang selamanya menjadi alam
35.
Ma’nanya
alam jenis itu seperti ism nakiroh
36.
Isim isyaroh
untuk mufrod mudzakar adalah dza
37.
Untuk
menunjukkan jauh maka isim isyaroh ditambahi dengan kaf / kaf dan lam
38.
Isim
mausul yang menunjukkan ma’na mufrod mudzakar adalah Alladzi
39.
Apa
perbedaan isim mausul khos dengan isim mausul mustarok ?
40.
ذو termasuk isim mausul ,
itu pendapatnya orang thoyyi’
41.
Kapan dza
itu berlaku isim mausul mustarok ?
42.
Jumlah
yang jatuh setelah isim mausul disebut silah
43.
Shilahnya
isim mausul AL
itu berupa sifat shorihah
44.
Kapan
isim mausul اي itu dimu’robkan ? jika tidak mudhof dan
shodar silahnya berupa domir yang dibuang
45.
Shodar
silah isim mausul selian اي itu
boleh dibuang jika silahnya panjang
46.
Kpan
shodar silah tidak boleh dibuang ? jika sisanya masih bisa dibuat silah yang
sempurna
47.
Kapan
a’id yang dijerkan huruf jer itu boleh dibuang ? jika isim mausulnya dijerkan
oleh huruf jer yang sama dalam lafad, ma’na dan ta’aluqnya
MUBTADA’
48.
Kapan
mubtada’ itu membutuhkan fa’il yang menempati khobar ? Jika berupa isim sifat
nakiroh dan didahului naïf atau istifham
49.
اقائمان
الزيدان lafadz الزيدان berkedudukan sebagai mubtada’
50.
khobar
tidak disyaratkan mempunyai Robit jika merupakan ainnya mubtada’
51.
Kpan
khobar tidak disyaratkan mempunyai robit ? jika merupakan ainnnya mubtada’
52.
Isim
zaman tidak boleh menjadi khobar dari mubtada isim dzat
53.
رجل
من الكرام عندنا lafad رجل boleh menjadi mubtada’
karena disifati
54.
Jika
mubtada’ dan khobar sama ma’rifat maka khobar harus diakhirkan kecuali jika
ada qorinah
55.
Khobar
yang ma’nanya diringkas pada mubtada’ itu letaknya harus dikahirkan
56.
Khobar
yanhg jatuh setelah laula imtina’iyah itu wajib dibuang
57.
Khobar
yang jatuh setelah wawu ma’iyah itu wajib dibuang
AMIL NAWASIKH
58.
Sebutkan
saudaranya KANA yang harus didahului Nafi / syibhu nafi !
59.
Syaratnya
DAAMA adalah harus didahului ma masdariyah dorfiyah
60.
Khobarnya
كان واخوته itu
tidak boleh mendahuluinya ketika كان واخوته telah didahului MA nafi
61.
Sebutkan
saudaranya Kana yang hanya berlaku naqis ! فتئ
ليس زال
62.
Ma’mul
khobarnya kana itu tidak boleh berdampingan dengan amilnya kecuali berupa dhorof
/ jer majrur
63.
Jika ditemukan
ma’mul khobarnya kana berdampingan dengan amilnya maka harus mengira’ ngirakan dhomir
sya’n
64.
ما كان
اصح علم من تقدم ,
KANA dalam contoh tersebut berlaku ziyadah
65.
Kana yang
jatuh setelah AN masdariyah itu diganti dengan MA
66.
Sebutkan
syarat MA naïf beramal seperti Laisa ! Tidak bersama IN, nafinya tetap dan
tertib
67.
Isim yang
diatofkan pada khobarnya MA dengan LAKIN
itu dibaca rofa’
68.
LA bisa
beramal seperti Laisa jika ma’mulnya berupa isim nakiroh
69.
Khobarnya
كاد و عسى itu harus berupa fi’il
mudhore’
70.
Khobarnya
عسى jika tidak bersama An itu hukumnya nadar
71.
Khobarnya
حرى itu wajib dibarengi An masdariyah
72.
Kapan عسى itu bisa berlaku tam dan Naqis ? jika
didahului isim
73.
Ma’mulnya
ان واخواته itu
harus tertib kecuali jika berupa dhorof dan jer majrur
74.
Kapan
hamzahnya Inna wajib difathah ? jika menempati tempatnya masdar
75.
Jika Inna
bertempat diawal kalam maka hamzahnya harus dikasroh
76.
Khobarnya
Inna boleh bersama lam ibtida’ jika hamzahnya di kasroh
77.
Khobarnya
Inna yang berupa madly mutashorif itu tidak boleh bersama lam ibtida’ kecuali fiil
tersebut bersama qod
78.
Kapan
ma’mul khobarnya Inna boleh bersama lam ibtida’ ? jika berada diantara isim dan
khobarnya
79.
Isimnya
inna boleh bersama lam ibtida’ jika diakhirkan
80.
Jika inna
yang ditahfif dimuhmalkan maka khobarnya harus diberi lam
81.
AN yang
ditahfif itu isimnnya berupa dhomir sya’n dan khobarnya berupa jumlah
82.
Isimnya
LA nafyil jinsi yang mudhof itu dibaca nashob
83.
Jika isim
LA yang pertama mabni fatah, bagaimanakah isim yang kedua ?
84.
Jika isim
LA yang pertama rofa’ , bagaimanakah isim yang kedua ?mabni fatah dan rofa’
85.
لا
رجل ظريف في الدار lafad ظريف boleh dibaca
3 wajah
86.
Apakah
ilgho’ itu ?
87.
Seluruh
af’alul qulub bisa dita’liq kecuali HAB DAN TA’ALLAM
88.
ta’liq
dalam contoh ظننت
ما زيد قائم hukumnya adalah wajib
89.
Kapan تقول bisa beramal
seperti تظن ? jika jatuh setelah
istifham dan tidak dipisah
90.
Lafad اخبر adalah muta’adi pada maf’ul 3
FA’IL DAN NAIBUL FA’IL
91.
من
قرء ؟ زيد yang merofa’kan زيد
adalah fi’l yang tersimpan
92.
الشمس
طلعت Memeberi ta’ ta’nis pada طلعت hukumnya wajib
93.
اتت
القاضي هند Memberi ta’ pada اتت hukumnya jawaz
94.
Kapan
maf’ul harus diakhirkan dari fa’il ? Jika didahulukan menimbulkan keserupaan
atau ketika fa’il tidak berupa dhomir yang tidak mahsur
95.
Fa’il
yang mahsur oleh ILLA itu letaknya harus diakhirkan
96.
Mendahulukan
fa’il yang mengandung dhomir yang kembali pada maf’ul itu hukumnya syad
97.
Mengapa
dalam زان الشجر نوره maf’ulnya harus didahulukan ? Agar tidak
terjadi dhomir kembali pada lafadz setelahnya lafdon warutbatan
98.
Fi’il
madly mabni majhul yang diawali hamzah washol itu huruf ketiganya harus didhomah
99.
Bagimana
wajah lam fi’ilnya باع ketika mabni majhul ? didhomah, dikasroh dan
ismam
100.
Sebutkan
lafadz selain maf’ul yang bisa mengganti fa’il ? dhorof, jermajrur dan masdar
ISTIGHOL – TANAZU’
101.
Bagaimanakah
tarkib istighol itu ?
102.
Yang
menashobkan isim sabiq adalah fi’il yang tersimpan
103.
Kapan
isim sabiq wajib dibaca rofa’ ? jika jatuh setelah adawat yang khusus masuk
pada mubtada’ dan jika fi’ilnya jatuh setelah adapt yang bisa mencegah beramal
pada isim sabiq
104.
Kapan
isim sabiq wajib dibaca nashob ? Jika jatuh setelah adawat yang khusus masuk
pada fi’il
105.
Isim
sabiq yang jatuh setelah ان و حيثما itu I’robnya wajib nashob
106.
Isim
sabiq yang jatuh setelah اذ fuja’iyah itu hukumnya wajib rofa’
107.
Isim
sabiq yang jatuh sebelum tholab itu lebih baik dibaca nashob
108.
زيد ضربته
lafadz زبد lebih baik dibaca rofa’
109.
زيد ان
ضربته ضربته dibaca rofa’nya زبد hukumnya wajib
110.
isim
sifat itu bisa menjadi amilnya istighol jika tidak ada mani’
111.
Dhomir
yang ada pada tabi’usaghil itu sama dengan dhomir yang ada pada syaghil
112.
Apakah
tandanya fi’il muta’adi itu ? Bisa dimasuki ha’ dhomir
113.
Tandanya
fi’il mutaadi adalah bisa dimasuki ha’ dlomir
114.
Fi’il
yang menunjukkan arti watak itu pasti lazim
115.
Fi’il
yang ikut wazan افعلل itu tergolong fi’il lazim
116.
Fi’il
yang menunjukkan arti bersih atau kotor itu pasti lazim
117.
Fil lazim
bisa dimuta’adikan dengan huruf jer
118.
Membuang
ma’mul fudlah itu boleh jika tidak ada dhoror
119.
Menurut
ulama’ bashroh amil yang lebih berhak beramal dalam tanazu’ adalah yang ke
dua
120.
Amil yang
muhmal itu beramal pada dhomir yang kembali pada isim dhohir
121.
Ma’mul
dari amil yang pertama yang muhmal itu jika berasal dari khobar maka harus diakhirkan
122.
Dhomir
yang yang menjadi ma’mulnya amil yang kedua yang muhmal itu jika tidak
mencocoki mufassirnya maka dijadikan isim dhohir
123.
Menurt
ulama kufah amil yang lebih berhak beramal dalam tanazu’ adalah amil yang
pertama
124.
Kapan
ma’mulnya amil yang pertama yang muhmal harus dibuang ? jika tidak mahal rofa’
dan tidak berasal dari khobar
MAF’UL MUTLAQ – TAMYIZ
125.
Sebutkan
faidahnya maf’ul mutlaq !
126.
Masdar
yang berfaidah taukid itu harus mufrod selamanya
127.
Amilnya
masdar yang berfaidah taukid itu tidak boleh dibuang
128.
Jika
lafadz yang ditamyizi itu mudhof pada selain tamyiz maka tamyizx wajib dibaca nashob
129.
Tamyiz
yang jatuh setelah lafadz ta’ajub itu wajib dibaca nasab
130.
Amilnya
tamyiz itu harus didahulukan
131.
Sebutkan
syaratnya maf’ul lah !
132.
Menurut
qoul yang kuat amil yang menashobkan maf’ul ma’ah adalah fi’il atau syibhul
fi’il
133.
Maf’l lah
yang tidak memenuhi syarat itu harus dijerkan huruf jer
134.
Maf’ul
lah yang bersama AL
atau dimudhofkan tu lebih banyak dijerkan
135.
Dhorof
makan itu disyaratkan harus mubham
136.
Apakah
dhorof mutashorif itu ? dhorof yang bisa ditarkib menjadi dhorof dan lannya
137.
Dhorof
yang hany bisa ditarkib menjadi dhorof disebut dhorof ghoiru mutasorif
138.
Apakah
maf’ul ma’ah itu ? isim yang dibaca nashob yang jatuh setelah wawu ma’iyah
139.
Jika isim
setelah wawu ma’iyah tidak bisa diathofkan maka harus dijadikan maf’ul ma’ah
140.
Kapan
maf’ul ma’ah lebih baik diathofkan ? Jika diathofkan tidak ada kelemahan
141.
Jika isim
yang jatuh setelah wawu tidak bisa diathofkan maka harus dibaca nasab
142.
Mustasna
bi ILLA pada kalam tam manfi dan muttasil itu lebih baik dijadikan badal
143.
Mustasna
bi ILLA yang mendahului mustasna minhu pada kalam tam manfi itu lebih baik
dibaca nasab
144.
Jika ILLA
disebut berulang dan berfaidah taukid maka hokum ILLA yang kedua adalah mulghoh
145.
Adat
istisna ghoiru itu dii’robi bagaikan mustasna bi illa
146.
ما قام
سوى زيد lafadz
سوى dibaca rofa’
147.
Mustasnanya ما عدا itu wajib dibaca nasab
148.
Kpan خلا berlaku kalimat huruf ? jika mustasnanya
dibaca jer
149.
Apakah
Hal itu ?
150.
Hal yang
berupa isim ma’rifat harus dita’wili nakiroh
151.
Kapan
shohibul hal boleh terdiri dari isim nakiroh ?
152.
Menurut
ibnu malik sohibul hal yang di jerkan huruf itu halnya boleh didahulukan
153.
Kapan
shohibul hal boleh berupa mudhof ilaih ? jika mudhofnya bisa beramal pada hal
atau mudhof adalah juznya mudhof ilaih
154.
Kapan hal
wajib diakhirkan ? jika amilnya mengandung ma’nanya fi’il bukan hurufnya
155.
Jumlah
bisa jadi hal jika berupa jumlah khobariyah
HURUF JER – IDHOFAT
156.
منذ adalah huruf yang
mengejerkan isim dhohir yang menunjukkan waktu
157.
Huruf
yang hsus mengejerkan isim nakiroh adalah RUBBA
158.
Sebutkan
ma’nanya huruf jer MIN !
159.
Kapan
huruf jer MIN berlaku zaidah ?
160.
hatta ,
lam dan ila itu menunjukkan arti intiha’
161.
Sebutkan
ma’na huruf jer lam ! 1. milik 2 sibhu milik 3 ta’diyah 4 ta’lil 5 za’idah
162.
كتبت بالقلم huruf jer BA’ berma’na istianah
163.
Ma’na
isti’la’ dimiliki oleh huruf jer على
164.
رب yang dibuang itu bisa
beramal dan banyak terlakunya ketika jatuh setelah wawu
165.
Jika lafadz
setelah mud dibaca rofa’ maka mud berlaku kalimah isim
166.
MA yang
diziyadahkan setelah MIN itu tidak bisa mencegah amalnya MIN
167.
Jika
mudhof ilaih jenisnya mudhof maka m’na yang dikira kirakan adalah MIN
168.
Jika
mudhof ilaih dhorofnya mudhof maka idhofat mengirakan ma’na FI
169.
Kapankah
idhofat berfaidah tahsis ?
170.
Apakah
idhofat lafdziyah itu ?
171.
Idhofah
yang mudlofnya tidak berupa osim sifat itu dsebut idhofat ma’nawiyah
172.
اذ itu boleh tidak
dimudhofkan jika ditanwini
173.
lafad
yang menyerupai اذ itu lebih baik dimabnikan jika jatuh sebelum
fi’il mabni
174.
Kapan
lafadz yang menyerupai اذ itu lebih baik mu’rob ? Jika jatuh sebelum
fi’il yang mu’rob / mubtada’
175.
Idhofat
lafdziyah boleh bersama AL
jika mudhof ilaihnya bersama AL
176.
Memudhofkan
isim kaepada isim yang tunggal ma’nanya itu hukumnya tidak boleh
177.
HAITSU
itu selamanya mudhof pada jumlah
178.
Memudofkan
lafad لبي pada يدي itu hukumnya syad
179.
Kapan
lafad GHOIRU dimabnikan dhom ? jika Mud Ilaihnya dibuang dan masih mengira –
ngirakan ma’nanya
180.
Mdhof
ilaih bisa mengganti I’robnya mudhof ketika mudhof dibuang
181.
Kapan
isim yang mudhof pada ya’ mutakallim itu huruf alkhirnya harus dikasroh ? Jika
tidak berupa isim mu’tal akhir, isim
tasniyah dan jama’ mudzakar salim
182.
Ya’
mutakallim yang menjadi mudlof ilaihnya isim mu’tal akhir itu diharokati fathah
183.
Isim
maqsur yang mudhof pada ya’ mutakallim itu alifnya harus ditetapkan
AMALNYA MASDAR – NI’MA WA BI’SA
184.
Apa
syaratnya masadar bisa beramal seperti fi’il ? Jika bisa ditempati fi’ilnya
yang berasamaan dengan MA atau AN
185.
wazan فعالا adalah masdar qiyasi dari فعل lazim yang mempunyai art
imtina’
186.
wazan فعلان adalah masdar qiyasi dari فعل lazim yang mempunyai art
taqollub / berubah - rubah
187.
wazan فعال adalah masdar qiyasi dari فعل lazim yang mempunyai art
penyakit
188.
wazan فعالة و فعولة adalah masdar qiyasi
dari tsulasi mujarrod wazan فعل
189.
Fi’il
madli فعلل masdar qiyasinya ikut
wazan فعللة
190.
masdar
marroh fi’il tsulasi itu ikut wazan فعلة
191.
masdar
hai’ah fi’il tsulasi itu ikt wazan فعلة
192.
membuat
masdar hai’ah dari fi’il ghoiru tsulasi itu hukumnya syad
193.
يعجبني
شرب زيد الظريف
lafadz الظريف
boleh dibaca jer dan rofa’
194.
Isim
fa’il bisa beramal seperti fi’il jika berzaman hal /istiqbal
195.
هذا
الضارب زيد lafadz
زيد boleh dibaca jer dan nashob
196.
Kapan
isim fa’il bisa beramal secara mutlaq ? jika bersama Al
197.
Sebutkan
wazan isim fa’il qiyasi dari فعل lazim ! فعل فعلان
افعل
198.
Sebutkan
wazan shighot kasroh ! فعال مفعال
فعول فعيل فعل
199.
fi’il
madli فعل
itu isim fa’ilnya yang banyak ikut wazan فعل فعيل
200.
Syaratnya
isim maf’ul beramal seperti fi’il itu bagaikan syaratnya isim fa’il
201.
Fi’il
tsulasi mujarrod muta’adi itu masdar qiyasinya ikut wazan ? FA’LUN
202.
Fi’il
tsulasi mujarrod lazim wazan فعل itu masdar qiyasinya ikut wazan فعول
203.
Fi’il زكى itu masdar qiyasinya
adalah تزكية
204.
Sifat
musyabihat itu terbentuk dari fi’il lazim yang berzaman hadir
205.
Sebutkan
shighot Ta’ajub !
206.
Muta’ajab
minhu itu boleh dibuang jika sudah jelas
207.
Membuat
sighot ta’ajub dari fi’il yang tida memenuhi syarat itu harus memasang lafad اشد / اشدد
208.
Ma’mulnya
fi’il ta’ajub tidak boleh didahulukan dan harus muttasil
209.
Ma’mulnya نعم yang berupa dhomir
mustatir itu dijelaskan oleh tamyiz
210.
Mahsusnya
نعم itu harus dijadikan
mubtada’
NI’MA
WA BI’SA
211.
نعم dan بئس adalah dua fiil jamid yang bisa merofa'kan
isim.
212.
dan
keduanyapun terkadang bisa merofa'kan isim dlomir yang ditafsiri ( diperjelas )
dengan Tamyiz.
213.
Pakar
nahwu beda pendapat tentang mengumpulkan tamyiz dan fa'il dari نعم atau بئس yang berupa isim dhohir.
214.
Bagaimanakah
status ما dalam contoh نعم
مايقول الفاضل ? Boleh
jadi tamyiz atau Fa'il.
215.
Status
I'rob dari Makhsus yang disebutkan setelah نعم dan بئس itu boleh menjadi mubtada' atau Khobar.
216.
Apabila
sebelum نعم dan
بئس sudah ada lafadz yang menunjukkan makhsus,
maka cukup dengan lafadz tersebut tanpa menyebutkan makhsus.
217.
ساء itu seperti بئس dalam sama sama difungsikan untuk menimbulan arti mencela.
218.
Fa'il
Habba yang tidak berupa ذا itu boleh rafa' dan
boleh dijerkan dengan ba'.
219.
Ha' dari
Habba yang fa'ilnya tidak berupa ذا itu yang banyak adalah didlommah.
AF'AL
TAFDLIL
220.
Syarat
syarat membuat Af'al tafdlil itu juga sama dengan syarat-syarat yang ada dalam Ta'ajjub.
221.
Af'al
tafdlil yang sunyi dari Al dan Idhofah itu harus disambung dengan Min
Mufadlolah baik tertulis ataupun dikira kirakan.
222.
Kapankah
Af'al tafdlil harus tetap dalam bentuk mufrod mudzakkar ? ketika mudlof
pada nakiroh atau sunyi dari Al.
223.
Kapankah
Af'al tafdlil boleh dua wajah ( mengikuti maushufnya atau tetap dalam keadaan
mufrod mudzakkar ) ? Ketika mudlof pada Ma'rifat atau bersamaan Al.
224.
Af'al
tafdlil jarang sekali merafa'kan Isim dlohir.
225.
Af'al
tafdlil banyak sekali yang merofa'kan isim dlohir ketika dalam mas'alah
Kuhl.
NA'AT
226.
Sebutkan
lafadz lafadz yang ikut pada lafadz sebelumnya ! Na'at, taukid, athof dan
badal.
227.
Na'at
ialah Tabi' yang menyempurnakan pada lafadz sebelumnya dengan cara menyebutkan
sifatnya atau sifat lafadz yang berhubungan dengan sebelumnya.
228.
Na'at (
Haqiqi/Sababi ) itu harus mencocoki pada man'utnya dalam hal Nakiroh dan
Ma'rifatnya.
229.
Na'at
sababi itu tidak boleh mencocoki pada man'utnya dalam hal mufrod,
tatsniyah atau jama' dan mudzakkar atau mu'anatsnya.
230.
Na'at itu
harus berupa isim musytaq atau lafadz yang bisa dita'wil
denganya.
231.
Jumlah
apakah yang tidak boleh dijadikan na'at ?
Jumlah Tholabiyyah.
232.
Masdar
itu boleh menjadi na'at dan harus tetap dalam bentuk mufrod dan mudzakkar.
233.
Na'at
dari man'ut yang tidak satu dan na'atnya tidak sama, maka na'at harus disebutkan
dengan cara diathofkan.
234.
Na'at
banyak dari man'ut satu yang membutuhkan untuk menyebutkan kesemuanya, itu
harus disebutkan semua dan diikutkan dalam hal I'rob.
235.
Na'at
atau man'ut yang sudah jelas itu boleh dibuang.
236.
Naat
Hakiki adalah Tabi’ yang menjelaskan sifatnya Matbu’
237.
Naat
Hakiki/Sababi itu mengikuti Matbi’nya dalam segi ma’rifat dan nakirohnya
238.
Naat itu
harus kejadian dari isim Mustaq
239.
Naat yang
berupa Jumlah itu Man’utnya harus berupa Isim Nakiroh
240.
Jika ada
Naat yang kejadian dari Jumlah Tholabiyah maka harus mengira-ngirakan lafadz
yang mustaq dari Masdar Qoul
241.
Naat yang
berupa Masdar itu harus menetapi Mufrod Mudzakar
242.
Naat yang
Maqtu’ itu boleh dibaca rofa’ menjadi Khobar atau dibaca nasab menjadi Maf’ul
243.
Kalau ada
jumlah tholabiyah yang menjadi na’at maka harus dita’wil dengan menggunakan
lafadh qoul
244.
Masdar
itu boleh menjadi na'at dan harus tetap dalam bentuk mufrod dan mudzakkar.
245.
Na'at
dari man'ut yang lebih dari satu itu jika na'atnya tidak sama, maka na'atnya
man’ut tersebut harus disebutkan dengan cara mengathofkan.
246.
Na'at
dari man'ut yang lebih dari satu itu jika na'atnya sama, maka na'atnya man’ut
tersebut harus disebutkan dengan cara mentatsniyahkan atau menjama’kannya
247.
Jika ada
na’at yang menjadi na’atnya dua ma’mul dari dua amil yang berbeda maka naat
tersebut harus diitba’kan kepada man’utnya jika kedua amil tersebut satu
makna dan pengamalan
248.
Jika ada
na’at yang menjadi na’atnya dua ma’mul dari dua amil yang berbeda maka naat
tersebut harus diqotho’ dari man’utnya jika kedua amil tersebut tidak satu
makna dan pengamalan
249.
Man’ut
yang punya na’at lebih dari satu dan semuanya masih belum maklum maka semuanya
harus disebutkan dan diitba’kan
250.
Man’ut
yang punya na’at lebih dari satu dan semuanya masih belum maklum maka semuanya
harus disebutkan dan diitba’kan
251.
Na’at
yang sudah diqotho’ dan dibaca rofa’ maka yang merofa’kannya adalah isim
dlomir
252.
Na’at
yang sudah diqotho’ dan dibaca nashob maka yang menashobkannya adalah kalimat
fi’il
253.
Amilnya
na’at yang sudah diqotho’ itu harus dibuang
254.
Na'at
atau man'ut yang sudah jelas itu boleh dibuang.
255.
Dalam
suatu keadaan na’at itu hukumnya seperti kalimat fi’il. Jelaskan!
256.
Sebutkan
macam-macam isim jamid yang boleh dijadikan na’at! Berilah contoh sekaligus
ta’wilannya!
257.
Na’at
yang berupa jumlah itu dihukumi sebagaimana khobar. Jelaskan berikut syahidnya!
258.
Kapankah
na’at itu harus diitba’kan? Tulislah syahidnya!
259.
Kapankah
na’at itu harus diqotho’? Tulislah syahidnya!
TAUKID
I.
MENYEMPURNAKAN
260.
Taukid
dengan نفس atau عين itu harus mengandung (ضمير) yang kembali pada isim yang ditaukidi.
261.
Lafad نفس atau
عين yang digunakan menaukidi isim tasniyah
atau jamak itu harus di jamakkan ikut wazan (أفعل
).
262.
كل, كلا dan جميع itu berlaku taukid yang berfaedah ( شمول )
263.
Lafad عامة itu di samakan dengan (كل ) sebagai taukid.
264.
Isim
tasniyah itu cukup ditaukidi dengan lafad (كلا
dan كلتا)
265.
(اسم نكره ) itu tidak boleh di taukidi secara mutlak
kecuali jika berfaedah.
266.
Dlomir
muttashil mahal rafa’ jika di taukidi
dengan نفس atau عينmaka harus di pisah dengan (ضمير منفصل )
267.
Tauked نفس dan عين itu disyaratkan menjadi Dhomir yang Muthobiq
268.
Tauked نفس dan عينdijamakkan ikut wazan افعلjika
mu’akadnya berupa Tasniyah atau Jama’
269.
Taukid اجمع جمعاء جمع itu harus jatuh setelah كل
270.
Menaukidi
Isim Nakiroh itu diperbolehkan jika bisa memberikan faidah
271.
Menaukidi
Isim Nakiroh itu tidak diperbolehkan secara mutlaq menurut Ulama’ Basroh
272.
Menaukidi
Dhomir Muttasis mahal rofa’ dengan نفس dan عين itu syaratnya harus
dipasang dengan ضمير
منفصل
273.
Tauked
lafdzi adalah menaukidi kalimat dengan cara mengulangi
274.
Menaukidi
Dhomir Muttasil secara lafdzi itu dengan mengulangi lafadz tersebut dan lafadz
yang bertemu denganya
275.
Dhomir
Muttasil mahal Rofa’ itu bisa dibuat menaukidi Dhomir Muttashil secara Muthlaq
II. MENJAWAB
276.
Terbagi
menjadi berapakah taukid itu ? Sebutkan ! (ada 2, lafdzi dan maknawi)
277.
Bagaimakah
syarat اجمع ,جمعاء dan
جمعsebagai
taukid ? (jatuh setelah كل )
278.
Pendapat
siapakah yang mengatakan bahwa isim nakiroh itu tidak boleh di taukidi ? (‘Ulama
Basyroh)
279.
Bagaimankah
cara membuat taukid Lafdzi itu ? (dengan mengulang lafad yang pertama)
280.
Dan
bagaimanakah cara menaukidi kalimat huruf ? (dengan mengulangi huruf dan
lafad yang dimasukinya)
ATHOF
I.
MENYEMPURNAKAN
281.
Athof
bayan itu harus mencocoki pada mathbu’nya pada (4) perkara dari (10)
perkara
282.
Setiap
lafad yang patut dijadikan athof bayan itu juga patut dijadikan (badal).
283.
Athof
bayan dan Mathbu’nya itu terkadang berupa (isim nakiroh).
284.
Dan
terkadang pula berupa (isim ma’rifat).
285.
Lafad yang
di Athofkan dengan بل, بكن ,لا itu hanya dalam (lafadznya).
286.
Huruf
Athof Wawu itu berfaedah (mutlakul jam’I)
287.
Ma’thuf
alaih yang tidak bisa sampurnya tanpa menyebut ma’thuf itu harus memakai huruf
‘Athof (wawu).
288.
Sedang
jumlah yang tidak patut dibuat silah isim Mausul itu bisa di ‘Athofkan pada
silahnya isim mausul, maka harus memakai huruf ‘Athof (Fa’)
289.
Fa’
sebagai huruf ‘Athof itu mempunyai faedah (tartib) dan (ittishol)
290.
ثم mempunyai faedah (tartib) dan (infishol)
291.
Lafad
yang diathofkan pada Dhomir muttashil mahal rafa’ itu harus di pisah dengan (dlomir
munfashil)
292.
sedang bila
diathofkan pada dlomir muttashil yang di jerkan maka wajib (mengulang amil
yang mengejerkan)
293.
ام munqotiah itu maknanya
bagaikan (بل )
294.
Athof itu
ada dua macam yaitu Nasaq dan Bayan
295.
Athof Bayan
adalah Tabi’ yang menyerupai sifat yang menjelaskan Hakikat yang dimaksud
296.
Huruf-huruf
Atof yang hanya mengathofkan dalam segi lafadznya saja adalah لا dan لكن
297.
Huruf
Athof yang berfaidah Tartib Imtisal adalah fa’
298.
Huruf
Athof yang berfaidah Tartib Infishol adalah ثم
299.
Mengatofkan
Jumlah yang tidak patut menjadi Silah pada Jumlah yang patut menjadi Silah itu
hanya bisa diathofkan menggunakan Fa’
300.
لكن
jika dilakukan huruf Athof maka harus setelah Nafi atau Nahi
301.
بل itu berfaidah idhrob jika jatuh setelah kalam
khobar musbat atau Amar yang jelas
302.
Dhomir
Muttasil yang dijerkan itu jika diathofi maka harus mengulangi huruf yang
mengejerkan kecuali menurut Ibnu Malik
Athof bayan-nasaq
303.
Dalam
athof bayan itu antara ma’thuf dan ma’thuf alaih harus berupa isim ma’rifat
304.
Menurut sebagian
ulama’ dalam athof bayan ma’thuf dan ma’thuf alaih itu terkadang berupa isim
nakiroh
305.
Hamzah
taswiyah yang menjadi syaratnya أم
itu boleh dibuang jika aman dari iltibas
306.
Jika huruf
athof أم tidak memenuhi persyaratan maka ia
bermakna idlrob/seperti makna بل
307.
Huruf athof
أو itu juga bisa berfaidah muthlaqul jam’i
sebagaimana wawu ketika tidak menimbulkan iltibas
308.
Lafadh
yang diathofkan pada Dhomir muttashil mahal rafa’ itu harus dipisah dengan (dlomir
munfashil)
309.
Lafadh yang
diathofkan pada Dhomir muttashil mahal rafa’ itu jika tidak dipisah dengan
sesuatu hukumnya adalah syadz dan lemah
310.
Sedang
bila diathofkan pada dlomir muttashil yang dijerkan maka wajib (mengulang
amil yang mengejerkan)
311.
Huruf
‘athof fa’ dan Wawu serta ma’thufnya itu
boleh di buang jika tidak ada iltibas
312.
Ma’thufnya
wawu yang berupa amil itu boleh dibuang dan ma’mulnya harus tetap dalam keadaan
semula untuk menghindari dugaan yang keliru
313.
Ma’thuf
alaih itu boleh dibuang jika sudah ada dalilnya/petunjuk/qorinahnya
II.
MENJAWAB
314.
Berapakah
macam athof itu? Sebutkah ! (ada 2, Nasak dan Bayan)
315.
Apakah
pengertian ‘Athof Nasaq itu ? ( lafad yang ikut pada lafad sebelumnya dengan
menggunakan salah satu huruf ‘athof)
316.
Kapankah لا itu berlaku huruf ‘athof ? (bila berada
pada kalam nida’ atau amar )
317.
Bagaimanakah
syarat حتى berlaku huruf ‘athof ? (ma’thuf harus merupakan bagian dan
penghabisan ma’thuf alaih)
318.
Sedang
kapankah لكن itu berlaku huruf ‘athof
? (bila jatuh setelah nafi atau nahi)
319.
Seperti
apakah إما yang kedua dalam semua maknanya atau hukumnya ? (seperti أو )
320.
Apakah
syarat أم
متصلة itu ? ( harus jatuh setelah hamzah
taswiyah atau maghniyah)
321.
Apakah
pengertian أم
منقطعة itu
? (أم yang
tidak jatuh setelah hamzah taswiyah atau magniyah)
322.
Apa
sajakah faedah atau arti huruf athof أو ? ( تخيير, إباحة , تقسيم, إبهام, شك )
323.
Apakah
arti atau faedah أو pada
contoh ? جالس العلماء او الزهاد itu ? ( إباحة )
324.
Sedang
faedah apakah pada contoh تزوج فاطمة او أختها itu ? ( تخيير )
325.
Kapankah بل itu
berfaedah إضراب ? ( bila jatuh
setelah kalam Khobar atau Amar)
326.
Berapakah
macam athof itu? Sebutkah sekaligus masing-masing pengertiannya!
327.
Kapankah لا itu berlaku huruf ‘athof ? (bila berada
pada kalam nida’ atau amar )
328.
Kapankah أم bisa berlaku sebagai huruf athof?
329.
Apakah
pengertian hamzah taswiyah itu?
330.
Bagaimanakah
syarat حتى berlaku huruf ‘athof ? (ma’thuf harus merupakan bagian dan
penghabisan ma’thuf alaih)
331.
Apakah
syarat أم
متصلة itu ? ( harus jatuh setelah hamzah
taswiyah atau maghniyah)
332.
Apakah
pengertian أم
منقطعة itu
? (أم yang
tidak jatuh setelah hamzah taswiyah atau magniyah)
333.
Apa
sajakah faedah atau arti huruf athof أو ? ( تخيير, إباحة , تقسيم, إبهام, شك )
334.
Kapankah أو ituberfaidah takhyir atau ibahah? Jelaskan
pengertian dan perbedaan keduannya!
335.
Kapankah أو ituberfaidah ibham atau syak? Jelaskan
pengertian dan perbedaan keduannya!
336.
Apakah
arti atau faedah أو pada
contoh ? جالس العلماء او الزهاد itu ? ( إباحة )
337.
Sedang
faedah apakah pada contoh تزوج فاطمة او أختها itu ? ( تخيير )
338.
Kapankah لكن itu berlaku huruf ‘athof ? (bila jatuh
setelah nafi atau nahi)
339.
Kapankah لا itu berlaku huruf
‘athof ? (bila jatuh setelah nida’, amar, atau itsbat)
340.
Huruf
athof بل itu bisa berlaku sebagaimana لكن. Jelaskan sekaligus syahidnya!
341.
Kapankah بل itu
berfaedah إضراب ? ( bila jatuh
setelah kalam Khobar atau Amar)
342.
Selain
lafadh apa sajakah yang boleh menjadi pemisah antara dlomir muttashil dengan
ma’thufnya?
343.
Jelaskan
alasan Ibnu Malik yang mengatakan bahwa athof terhadap dlomir muttashil mahal
jer itu tidak wajib mengulangi amilnya! Tulis juga syahidnya!
344.
Apakah
syarat diperbolehkannya mengathofkan kaimat kepada fi’il yang lainnya?
345.
Kapankah
huruf ‘Athof Fa’ dan Wawu serta
ma’thufnya itu boleh di buang ?( jika tidak ada iltibas)
BADAL
346.
Badal معطوف ببل itu ada dua macam yaitu Idrob dan Gholat
347.
قبله يدا adalah contoh Badal
Ba’dul Min Kul
348.
Jika mubdal
minhu itu berupa istifham maka badalnya harus diberi hamzah istifham
349.
Jika badal
adalah merupakan hakekatnya mubdal minhu maka disebut badal muthobiq/kul min
kul
350.
اعرفه حقه
adalah contoh Badal Ba’dul Istimal
351.
Mubdal
Minhu yang mempunyai Makna Istifham itu Badalnya harus dipasang Hamzah Istifham
352.
Apakah
badal itu?
353.
Jelaskan
perbedaan badal dan na’at!
354.
Jelaskan
perbedaan badal dan athof bayan!
355.
Ada
berapakah macamnya badal itu? Sebutkan dan tulislah syahidnya!
356.
Jelaskan
masing-masing pengertian badal!
357.
Jelaskan
perbedaan badal idlrob dan badal gholath! Tulislah syahidnya!
358.
Kapankah
isim dhohir itu boleh dijadikan badalnya isim dlomir? Tulislah syahidnya!
NIDA’
359.
Jika jarak
munada itu dekat maka huruf nida’ yang dipakai adalah hamzah
360.
Huruf
nida’ وا itu dipakai untuk munada mandub
361.
Huruf nida’
يا itu boleh digunakan untuk munada mandub
jika tidak menimbulkan iltibas
362.
Membuang
huruf nida’ dalam isim jinis dan isim isyaroh itu hukumnya qolil/syadz
363.
Menurut
Ibnu Malik Membuang huruf nida’ dalam isim jinis dan isim isyaroh itu diperbolehkan
364.
Bila
munada itu berupa lafadh yang mufrod maka dia harus dimabnikan sesuai dengan
alamat rofa’nya
365.
Bila
sebelum dijadikan munada lafadh tersebut sudah mabni maka ketika di munadakan
lafad tersebut ia dimabnikan dlomm yang dikira-kirakan
366.
Bila
munada itu berupa lafadh yang mufrod nakiroh maqsudah maka dia harus dimabnikan
sesuai dengan alamat rofa’nya
367.
Bila
munada itu berupa lafadh yang mufrod nakiroh ghoiru maqsudah maka dia harus
dibaca nashob
368.
Bila
munada itu berupa lafadh yang mudlof atau syibhu mudlof maka dia harus dibaca nashob
369.
Munada
mufrod alam yang dishifati dengan lafadh ابن
yang dimudlofkan kepada isim alam boleh dimabnikan dlomm atau fath
370.
Munada
mufrod alam yang dishifati dengan lafadh ابن yang dimudlofkan kepada isim alam boleh dua wajah dengan syarat
tiada pemisah antara keduanya
371.
Dalam
keadaan dlorurot munada yang wajib mabni dlomm itu boleh ditanwin dan dibaca
nashob
372.
Jika huruf
nida يا itu masuk kepada lafadh jalalah maka ia
boleh diganti dengan mim pada huruf akhirnya
373.
Jika
huruf nida’ يا itu sudah diganti maka hukum menetapkannya
adalah syadz
374.
Sebutkan
huruf-huruf yang bisa dipakai untuk nida’!
375.
Sebutkan
huruf-huruf nida’ yang dipakai untuk munada jarak jauh!
376.
Kapankah
huruf nida’ itu tidak boleh dibuang?
377.
Apa perbedaan
pengertian mufrod dalam bab i'rob, khobar, dan nida’? Jelaskan!
378.
Ada
berapakah macamnya mudlof? Sebutkan dan jelaskan masing-masing hukumnya!
379.
Kapankah
munada mufrod yang dishifati oleh lafadh ibnun itu harus mabni dlomm? Tulislah
syahidnya!
380.
Kapankah
huruf nida’ itu boleh berkumpul dengan أل?
FASHL
TABI' MUNADA
381.
Lafadz yang
ikut munada mabni dlom yang berupa lafadz yang mudlof serta tidak bersamaan al,
itu harus dibaca nashab.
382.
Lafadz yang
ikut munada mabni dlom yang selain
lafadz yang mudlof serta tidak bersamaan al, itu boleh rafa' dan nashob.
383.
Lafadz
yang ikut munada dengan status athaf nasaq itu boleh dua wajah ( rafa' dan
nashob ) manakala berupa lafadz yang bersamaan al.
384.
Munada
mufrod yang diulang ulang dan pada pengulangan kedua dimudlofkan, maka untuk
lafadz yang kedua boleh dua wajah ( Mabni dlom dan fathah ).
MUNADA
MUDLOF ILA YA’ MUTAKALLIM
385.
Munada
yang shohihul akhir yang mudlof pada ya'mutkallim, itu boleh lima wajah.
386.
Munada
lafadz ابن yang
dimudlofkan pada أم yang mudlof pada ya'mutakklim, itu ya'
mutakallimnya dibuang kemudian mim boleh kasroh dan juga boleh difathah
.
387.
Munada
lafadz اب dan
ام yang mudlof pada ya' mutakallim, itu ya'
mutakallimnya diganti ta' kemudian ta' gantian tersebut boleh difathah atau dikasroh.
ASMA'
LAAZAMAT ANNIDA'
388.
Termasuk
di antara lafadz lafadz yang selalu berlaku menjadi munada adalah فل , لؤمان dan نومان .
389.
Lafadz
lafadz yang selalu menjadi munada dan berfungsi mencela perempuan adalah wazan فعال .
390.
Apakah
wazan yang berlaku untuk isim fi'il amar
dari fi'il tsulatsi mujarrod itu ? Wazan فعال.
391.
Wazan فعل berlaku sama'I untuk selalu menjadi munada
yang dimaksudkan mencela laki laki.
AL
ISTIGHOTSAH
392.
Isim yang akan dijadikan munada mustaghots, itu
harus dijerkan dengan lam yang difathah.
393.
Kapankah
lam yang mengejerkan munadah mustaghots itu harus difathah ? ketika يا diulang bersama ma'thuf
.
394.
Lam yang
mengejerkan munada mustaghots itu boleh diganti oleh alif di akhir .
395.
Muta'ajjab
minhu itu juga seperti munada mustaghots.
396.
Isim
nakiroh dan isim yang mubham ( belum jelas ) itu tidak boleh
dijadikan munada mandub.
397.
Apakah
syarat diperbolehkanya isim maushul menjadi munada mandub ? harus
disilahi dengan silah yang masyhur
AN
NUDBAH
398.
Akhir
dari munada mandub itu boleh dipertemukan denga alif nudbah.
399.
Akhir
dari munada mandub manakala berupa alif dan dipertemukan dengan alif nudbah
maka alif huruf akhir harus dibuang.
400.
Munada
mandub manakala diwaqofkan, maka boleh ditambah dengan ha' sakat.
TARKHIM
401.
Isim yang
ditarkhim itu huruf akhirnya harus (dibuang )
402.
Isim yang mu’annasnya
tidak dengan ha’ ta’nis itu tidak boleh di tarkhim kecuali berupa (علم ) yang
hurufnya empat/ lebih
403.
atau
berupa (تركيب إضافى)
404.
atau (تركيب إسنادى)
405.
Menurtut
imam (Sibawaih / Amr) mentarkhim alam mankul dari jumlah itu hukumnya
sedikit
406.
Bagaimanakah
cara mentarkhim isim yang muannasnya dengan ha’/ta’ta’nis ? (Membuang ha’ ta’nis)
407.
Dan
Bagaimanakah mentarkhim isim yang hurufnya empat atau lebih jika huruf sebelum
akhirnya berupa huruf len yang mati ? ( membuang huruf len
bersama huruf akhirnya)
408.
Bagaimanakah
cara mentarkhim alam mangkul dari tarkib mazdji itu ? (dengan membuang juz/
kalimat yang lain)
409.
Bagaimanakah
hukum huruf yang tersisa pada munada murokhom jika huruf yang dibuang itu masih
dianggap ? ( dibaca sebagaimana ketika huruf yang akhir belum dibuang)
410.
Dan
bagaimanakah hokum huruf yang tersisa apabila huruf yang di buang itu tidak di
anggap ? (dijadikan sebagaimana huruf akhir)
411.
Kapankah
isim yang patut di jadikan munada itu boleh di tarkhim tanpa adanya huruf nida’
? (ketika dalam dlorurot si’ir)
IKHTISHOS
412.
Ikhtishos
itu seperti nida’ dalam segi lafadnya hanya saja tidak bersamaan dengan (huruf
nida’)
413.
Terkadang
huruf ikhtishos itu tidak berupa lafad أيّ akan tetapi berupa lafadh yang bersamaan dengan dengan (أل )
TAKHDZIR
414.
Amil yang
menashobkan Tahdir dengan إياك itu harus …(di buang)
415.
Tahdzir
dengan إيا itu bila tidak ada athof maka wajib di
nashobkan oleh amil yang harus (di buang)
416.
Sedang
tahdir yang tidak menggunakan lafad إيا maka wajib dibaca nashob
oleh amil yang (tidak wajib dibuang )
417.
Tahdir
dengan lafad إياي itu hukumnya (شد )
418.
Dan bila
menggunakan lafad إياه maka hukumnya (أشد )
419.
Apakah
yang membedakan tarkib Igro’ dan tarkib tahdir itu ? ( kalau إغراء itu
tidak pakai lafad إياك )
ASMA’UL AF’AL WA SHOUT
420.
Kebanyakan
isim fi’il itu menunjukkan arti( أمر
)
421.
dan di
hukumi sedikit / sama’I bila menunjukkan arti ( ماض )
422.
atau (مضارع )
423.
Isim
fi’il itu ada yang pindahan dari ( جار مجرور )
424.
dan (ظرف )
425.
Lafad رويدا itu jika mengerjerkan lafad setelahnya
maka berlaku (مصدر)
426.
Isim
fi’il itu bisa beramal seperti fi’il yang di gantinya hanya saja ma’mulnya
wajib ( di akhirkan )
427.
Isim fi’il
yang tidak di tanwin itu hukumnya ( ma’rifat )
428.
Kebanyakan
isim fi’il itu menunjukkan arti( أمر )
429.
dan di
hukumi sedikit / sama’I bila menunjukkan arti (ماض ) atau (مضارع )
430.
Isim
fi’il itu ada yang pindahan dari ( جار مجرور ) dan (ظرف )
431.
Lafad رويدا itu jika mengerjerkan lafad setelahnya
maka berlaku (مصدر)
432.
Isim
fi’il itu bisa beramal seperti fi’il yang di gantinya hanya saja ma’mulnya
wajib ( di akhirkan )
433.
Isim
fi’il yang tidak di tanwin itu hukumnya ( ma’rifat )
434.
Ciri-ciri
isim fi’il yang dihukumi nakiroh adalah dengan adanya tanwin
435.
Hukum
isim fi’il dan isim shouth adalah mabni
436.
Apakah
pengertian isim fi’il itu ? (isim yang mengganti fi’il dalam makna dan
amalnya serta tidak bisa di amalkan)
437.
Apakah
cirri-ciri رويدا yang berlaku isim fi’il
(menashobkan lafad sesudahnya)
438.
Apakah
ciri-ciri isim fi’il yang di hukumi nakiroh itu ? (di tanwin)
439.
Apakah
pengertian isim Shout itu ? (lafad yang digunakan menyuarakan suatu yang
tidak berakal )
440.
Bagaimanakah
hokum isim fi’il dan isim shout itu ? (mabni)
NUN TAUKID
441.
Fi’il yang
boleh ditaukidi dengan nun taukid adalah fi’il amar
442.
Fi’il
mudlore’ yang menjadi fi’il syarat boleh dimasuki nun taukid kalau adat
syaratnya berupa إما
443.
Memasang
nun taukid pada fi’il mudlore’ itu hukumnya sedikit apabila ia jatuh setelah ما zaidah, لم, atau لا
444.
Huruf akhir
kalimat fi’il yang kemasukan nun taukid itu hukumnya mabni fath
445.
Fi’il bila
bersambung dengan wawu jama’ itu ketika dimasuki nun taukid maka huruf akhirnya
diharokati dlommah
446.
Dlomir
(wawu, ya’) yang berada pada kalimat fi’il shohih yang kemasukan nun taukid itu
harus dibuang
447.
Dlomir
(alif) yang berada pada kalimat fi’il shohih yang kemasukan nun taukid itu harus
ditetapkan
448.
Nun taukid
khofifah itu tidak boleh bertemu dengan fi’il yang bersambung dengan dlomir
alif tatsniyah
449.
Nun
taukid yang jatuh setelah dlomir alif tatsniyah itu harus dimabnikan kasr
450.
Fi’il yang
disandarkan kepada dlomir nun jama’ inats ketika dimasuki nun taukid maka harus
dipisah dengan alif
451.
Jika
setelah nun taukid khofifah terdapat huruf yang mati maka nun harus dibuang
452.
Fi’il yang
kemasukan nun taukid khofifah itu ketika diwaqofkan maka nunnya harus dibuang
jika jatuh setelah dlommah atau kasroh
453.
Fi’il
yang kemasukan nun taukid khofifah bila diwaqofkan dan sebelum nun ada harokat
fathah maka nun boleh diganti dengan fathah
454.
Kapan
sajakah fi’il mudlore’ itu boleh dimasuki nun taukid?
455.
Bagaimana
hukum huruf akhirnya fi’il shohih akhir yang sudah bersambung dengan dlomir
ketika dipasang nun taukid?
456.
Bagaimana
hukum huruf akhirnya fi’il mu’tal akhir yang sudah bersambung dengan dlomir
ketika dipasang nun taukid?
MA LA YANSHORIF
457.
Alif
ta’nits itu bisa mencegah kemunshorifan secara muthlaq. Artinya baik mamdudah
ataupun maqshuroh
458.
Ziyada
alif-nun bisa mencegah kemunshirifan bersamaan shifat dengan syarat tidak dimu’annatskan
dengan ta’
459.
Wazan
af’ala bisa mencegah kemunshirifan bersamaan shifat dengan syarat tidak dimu’annatskan
dengan ta’ dan berupa isim sifat asli
460.
Lafadh أدهم itu dihukumi ghoiru munshorif bila melihat
keadaan aslinya (asalnya)
461.
Adal haqiqi
dan washfiyah yang bisa mencegah kemunshorifan isim hanya ada di isim adad
462.
Isim adad
itu dihukumi ghoiru munshorif bila ikut wazan فعال
dan مفعل
463.
Lafadh سراويل itu bisa dihukumi ghoiru munshorif sebab serupa
wazan shighot muntahal jumu’
464.
Shighot
muntahal jumu’ bila dijadikan sebuah nama maka dihukumi ghoiru munshorif
465.
‘Illatnya
shighot muntahal jumu’ yang sudah dijadikan nama adalah alamiyah dan syibhul
ajamiyah
466.
Tarkib
yang bisa mencegah kemunshorifan isim adalah tarkib mazji
467.
Tarkib
majzi hanya bisa mencegah kemunshorifan isim bila bersamaan dengan alamiyah
468.
Nama
perempuan yang hurufnya tiga dan yang tengah mati itu bisa mencegah
kemunshorifan bila ajam atau pindahan dari nama lelaki
469.
Ajam bisa
mencegah kemunshorifan bila hurufnya lebih dari tiga
470.
أحمد dan يزيد dihukumi ghoiru
munshorif karena wazan yang diikutinya itu khusus untuk fi’il
471.
Lafadh
yang seperti أرطى itu
dihukumi ghoiru munshorif karena alamiyah dan alif ilhaq bil maqshuroh
472.
Adal
bersama alamiyah yang bisa mencegah kemunshorifan isim itu ada tiga macam
473.
Lafadh سحر itu dihukumi ghoiru munshorif bila yang
dimaksud adalah hakekat waktu dan harinya tersebut
474.
Menurut
ulama’ Hijaz nama perempuan yang ikut wazan فعال itu hukumnya adalah mabni kasr
475.
Menurut
ulama’ Tamim nama perempuan yang ikut wazan فعال itu hukumnya adalah ghoiru munshorif
476.
Semua
isim ghoiru munshorif sebab ‘illat alamiyah itu dihukumi munshorif bila dinakirohkan
477.
Semua
isim ghoiru munshorif itu bisa berlaku munshorif karena dlorurot dan untuk
tanasub
478.
Apakah
munshorif itu?
479.
Apakah
alif ta’nits mamdudah itu?
480.
Apakah
alif ta’nits maqshuroh itu?
481.
Lafadh أرمل dan lafadh أربع itu dihukumi munshorif. Kenapa? Jelaskan!
482.
Kenapa
lafadh أدهم itu dihukumi munshorif?
Jelaskan!
483.
Lafadh أجدل, أخيل dan أفعى itu isim munshorif,
namun terkadang berlaku ghoiru munshorif. Kapankah itu? Jelaskan!
484.
Kapankah
jamak taksir itu bisa mencegah kemunshorifan isim?
485.
Bagaimana
hukumnya isim mu’tal lam yang diikutkan wazannya shighot muntahal jumu’?
jelaskan!
486.
Ha’
ta’nits itu bisa mencegah kemunshorifan isim secara muthlaq. Apa maksud muthlaq
tersebut? Jelaskan!
487.
Sebutkan
syarat-syarat ha’ ta’nits bisa mencegah kemunshorifan isim!
488.
Sebutkan syaratnya
ajamiyah bisa mencegah kemunshorifan isim!
489.
Jelaskan
macamnya adal yang bersamaan dengan alamiyah berikut masing-masing contohya!
I’ROBUL FI’LI
AMIL NAWASHIB
490.
Fi’il
mudlore’ itu dihukumi mu’rob bila tidak kemasukan nun taukid atau nun
jama’ inats
491.
Fi’il
mudlore’ itu dibaca rofa’ bila tidak kemasukan amil nawashib dan amil
jawazim
492.
Bila أن jatuh setelah af’alul yaqin maka fi’il
mudlore’ yang dimasukinya boleh dibaca rofa’ dan nashob
493.
Bila fi’il
mudlore’ yang jatuh setelah af’alul qulub itu dibaca rofa’ maka أن dianggap mukhoffafah dari أنّ
494.
Fi’il
yang jatuh setelah إذن itu boleh dibaca rofa’
dan nashob bila ia jatuh setelah huruf athof
495.
أن yang berada diantara لام الجر dan لا النافية itu harus
ditampakkan
496.
أن yang jatuh setelah لام الجر dan setelahnya tidak ada لا
النافية itu boleh ditampakkan atau disimpan
497.
أن yang jatuh setelah لام الجر dan كان yang telah dinafikan
serta setelahnya tidak ada لا النافية itu harus disimpan
498.
أن
yang jatuh setelah حتى itu harus disimpan bila
fi’il yang dimasukinya berzaman istiqbal
499.
Kalau
fi’il yang dimasuki oleh حتى itu berzaman hal maka
ia harus dibaca rofa’
500.
Fa’ jawab
itu bisa menashobkan fi’il mudlore’ dengan menyimpan أن
bila jatuh setelah tholab atau nafi yang murni
501.
Wawu itu
bisa menashobkan fi’il mudlore’ dengan menyimpan أن adalah wawu yang bermakna mushohabah (bersama)
502.
Oleh
ulama’ Kufah jika lafadh yang mendahului fa’ dan wawu itu lafadh yang berarti
roja’ maka maka keduannya berlaku sebagai amil nawashib
503.
Fi’il
mudlore’ yang diathofkan kepada kalimat isim murni itu boleh dinashobkan oleh أن yang tersimpan
504.
Membuang أن dan menetapkan fi’il mudlore’ yang
dimasukinya dalam keadaan nashob pada selain ketentuan yang ada hukumnya adalah
syadz]
505.
Kapankah أن itu bisa menashobkan fi’il mudlore’?
Jelaskan!
506.
Sebagian
orang Arab itu memuhmalkan أن meskipun ia berhak
untuk beramal. Jelaskan alasan mereka!
507.
Sebutkan
syarat-syarat إذن bisa berlaku
sebagaimana amil nawashib!
508.
Kapan أن yang jatuh setelah أو itu harus disimpan? Jelaskan berikut
contohnya!
509.
Bila fa’
jawab yang menashobkan fi’il mudlore’ itu dibuang maka fi’il tersebut boleh
dibaca jazem. Kapan hal itu bisa terjadi? Jelaskan dan tulislah syahidnya!
510.
Tulislah
syahid yang menjelaskan bahwa jika lafadh yang sebelum fa’ dan wawu jawab itu
bukan amar murni maka fi’ilnya tidak boleh dibaca nashob!
511.
Amil
nawashib yang menashobkan fi’il mudlore’ dengan menyimpan أن itu dibagi menjadi berapa? Sebutkan
sekaligus macam amilnya!
AMIL JAWAZIM
512.
لا dan لام yang berlaku amil
jawazim adalah yang bermakna tholab
513.
Semua
amil jawazim itu adalah kalimat isim kecuali إن dan إذما
514.
Bila
syarat berbentuk madli dan jaza’ berbentuk mudlori’ maka jaza’ boleh dibaca
rofa’ dan jazem
515.
Bila
syarat berbentuk mudlori’ dan jaza’ juga demikian maka jaza’ wajib dibaca
jazem
516.
Posisi
fa’ jaza’ boleh di gantikan idza fujaiyah ketika jaza’nya tersebut berupa
jumlah ismiyah
517.
fi’il
mudlore’ yang jatuh setelah fi’il jaza’ dan bersamaan dengan fa’ atau wawu itu boleh
wajah tiga
518.
Lafadz ويخرج خالــد dalam contoh إن
يقم زيد ويخرج خالد أُكرٍمك boleh dibaca nashob dan jazem
519.
Membuang
fi’il jaza’ itu diperbolehkan jika memang sudah diketahui dan ada dalilnya
(qorinah)
520.
Membuang
fi’il syarat yang sudah maklum itu hukumnya adalah syadz/qolil
521.
Bila
fi’il syarat berkumpul dengan qosam maka yang mempunyai jawab adalah yang
pertama dari keduanya
522.
Kapan dan
di mana sajakah jawabnya fi’il syarat itu harus bersamaan dengan fa’ jawab?
523.
Tulislah
syahid bahwa masing-masing dari fi’il syarat dan jaza’ yang sudah ma’lum itu
boleh dibuang!
524.
Masing-masing
dari fi’il syarat dan qosam itu butuh pada jawaban. Bagaimana jika keduanya
kumpul dalam sebuah kalimat? Jelaskan sekaligus berbagai kemungkinannya!
525.
Sebutkan
amil yang menjazemkan satu fi’il ?
526.
Sebutkan
amil yang menjazemkan dua fi’il ?
527.
Sebutkan
bentuk jumlah yang di pakai syarat dan jawab ?
528.
Mengapa
pada contoh إن
جاء زيــدٌ فهـومحـسن
jaza’ harus di barengi dengan fa’ ? Jelaskan !
529.
Boleh
berapa wajahkah lafadz بغـفـر pada contoh وإن تبـدوا ما فى انفــسكم أوتخــفـوه يحـاسبكم به الله فيغــفتر لمن
يشاء !
FASHL LAU
530.
لَــو berlaku syartiyyah kebanyakan bersamaan dengan fi’il madli
531.
لو itu adalah huruf yang khusus masuk kepada kalimat fiil
sebagaimana إن الشرطية
532.
لــو bila bersamaan dengan mudlori’ maka ma’na fi’il tersebut akan
berubah menjadi madli
533.
Jawab أمـــا harus bersamaan dengan
fa’ jawab
534.
Fa’
jawabnya أما itu boleh dibuang dan sering terjadi dalam
kalam nadhom/syi’ir
535.
لــولا dan لــومـا
keduanya menunjukkan arti imtina’iyah dengan persyaratan berada
dipermulaan kalam
536.
لــولا dan لــومـا itu
hanya bisa masuk kepada kalimat fi’il jika bermakna tahdlidl
537.
Dalam contoh
لـولا ضربـت زيــدا,
lafadz لـــولا menunjukkan arti tahdlidl
538.
Contohنــصرت زيـدا bila
dirubah menjadi ikhbar billafdzi dengan mengikhbarkan lafadz زيـدٌ akan menjadi …….
539.
Contoh عـمـرٌو جالـسٌ bila dirubah menjadi ikhbar billafdzi
dengan mengikhbarkan lafadzعـمرو akan menjadi ……..
540.
Contohبلغتُ من الزيـدين الى العـمـرين رسـالـة bila dirubah menjadi ikhbar billafdzi dengan
mengikhbarkan ta’ mutakallim akan menjadi …………….
541.
Sedangkan
bila mengikhbarkan lafadz الـزيـدين
akan menjadi …………
542.
Meskipun لو bisa masuk kepada أن dengan kedua ma’mulnya oleh sebagian ulama’ ia masih dianggap
sebagai huruf yang khusus masuk pada kalimat fi’il. Jelaskan alasan mereka!
543.
Bagaimanakah
pentafsiran Imam Sibaweh dalam contoh أما زيـدٌ فمنــطلقٌ ? Jelaskan !
544.
Kapankah
fa’ jawab dari amma yang berada dalam kalam natsar itu dibuang ? Jelaskan dan
berikan contoh !
545.
Berapakah
arti yang bisa dimiliki oleh لولا dan لوما? Sebutkan sekaligus jelaskan
pengertiannya!
546.
Sebutkan
huruf-huruf yang menunjukkan arti tahdlidl!
ADAD
547.
Jika Ma’dudnya
mudzakar, maka bilangan 3 – 10 harus diberi
Ta’
548.
Tamyiznya
adad 3 – 10 itu harus jama’ dan dibaca jer
549.
Tamyiznya
adad 100 / 1000 itu harus mufrod dan dibaca jer
550.
Syinnya
asyrah itu diharokati kasroh menurut tamim
551.
Tamyiznya
adad puluhan mulai 20 – 90 itu harus mufrod , nakiroh dan dibaca nashob
552.
Isim adad
yang ikut wazan jika ma’duduna mu’anas
maka diberi ta’
553.
Tamyiznya
kam istifhamiyah itu harus mfrod dan dibaca nashob
554.
Kam
istifhamiyah yang dijerkan huruf jer itu tamyiznya boleh dijerkan oleh min yang
tersimpan
555.
Tamyiznya
kam khobariyah itu dibaca jer
556.
ayyun itu
bisa dibuat hikayah dari mas’ul anhu isim nakiroh
557.
Memberikan
ta’ fariqoh pada wazan faulul itu hukumnya syad
558.
Isim
maqsur yang alif maqsurohnya gantan wawu maka ketika ditasniyahkan alifnya
harus diganti wawu
559.
Isim
madud yang hamzahnya gentian alif ta’nis maka ketika ditasniyahkan hamzahnya
harus diganti wawu
560.
Isim
maqsur yang dijama’ mudzakar salimkan itu alif maqsurohnya harus dibuang
561.
Bagaimana
bentuk tamyiznya adad alfun
562.
Bagaimanakah
adad sebelas jika ma’dudunya mudzakar ?
563.
Bagaimana
tamyiznya kam khobariyah
564.
Bagiamana
tamyisnya KAAYYIN DAN KADZA ?
565.
Bagaimana
cara mengetahui mu’anasnya ism tasniyah yang dialamati ta’ muqoddaroh ?
566.
Sebutkan
macam – macam alif ta’nis !
567.
Bagaimana
cara menasniyahkan isim maqsur yang hurufnya lebih dari tiga ?
568.
Bagaimana
tasniyahnya isim mamdud yang hamzahnya berfaidah ilhaq ?
569.
Tamyiznya
kam istifhamiyah itu harus mufrod dan dibaca nashob
570.
Kam
istifhamiyah yang dijerkan huruf jer itu tamyiznya boleh dijerkan oleh min
yang tersimpan
571.
Tamyiznya
kam khobariyah itu dibaca jer
572.
ayyun itu
bisa dibuat hikayah dari mas’ul anhu isim nakiroh
573.
Memberikan
ta’ fariqoh pada wazan faulul itu hukumnya syad
JAMA’ TAKSIR + TASGHIR + NASAB
574.
Isim
sulasi wazan فعل dan soheh ain itu jama’ nya ikut wazan افعل
575.
Sedang
yang ikut wazan فعل itu kebanyakan jama’nya ikut wazanفعلان
576.
Isim
sifat yang ikut wazan افعل
danفعلاء itu jama’nya ikut wazanفعل
577.
Isim
ruba’I mudzakar yang huruf ketiganya berupa huruf mad itu jama’nya ikut wazan افعلة
578.
Isim
sifat yang ikut wazanفاعل muzdakar akil dan mu’tal lam itu jama’nya
ikut wazanفعلة
579.
Jama’
taksir افععلة itu juga berlaku untuk
isim yang ikut wazan فعال
dan فعال yang مضاعف atau
معتل اخير
580.
Lafad كرسى bils di jama’kan
menjadi كراسى
581.
Isim yang
hurufnya tiga itu bila di tashirkan maka di ikutkan wazan فعيل
582.
Dan jika
lebih dari tiga huruf maka di ikutkan wazan فعيعل dan فعيعيل
583.
Huruf
yang dibuang dalam sighot tasghir atau jama’ taksir itu boleh di ganti dengan ياء
yang diletakkan
sebelum huruf akhir
584.
Alif
ta’nis maqsuroh yang jatuh kelima dan keatas itu ketika di tasghir harus dibuang
585.
Isim yang
dinisbatkan itu harus di beri tambahan ياء مشدة
586.
Isim yang
diakhiri ya’ yang di tasydid itu ketika
di nisbatkan maka ya’nya harus di buang
587.
Dan jika
di akhiri ta’ ta’nis atau alif ta’nis maqsuroh maka harus di buang
588.
Berapakah
macam jama’ taksir itu ? Sebutkan ! Ada
2 . jama’ killah dan jama’ kasroh
589.
Ada
berapakah wazan jama’ qillah itu ?
Sebutkan ! Ada 4 افعلة افعل فعلة
افعلة
590.
Apakah
pengertian jama’ qillah itu ? Isim yang menunjukkan arti banyak mulai 3
sampai 10
591.
Sedang
apakah devinisi dari jama’ kasroh itu ? Isim yang menunjukkan arti banya
mulai dari setelah
10 sampai ke atas.
592.
Bagaimanakah
cara mentasghir isim yang huruf keduanya berupa huruf lain itu ? Harus
mengembalikannya
pada asalnya
593.
Kapankan
huruf yang jatuh setelah ya’ tasghir itu harus di fathah ? Apabila jatuh
setalah ta’ta’nis dan alif ta’nis
594.
Berapa wajahkah
isim yang di akhiri alif ta’nis maksuroh yang jatuh ke empat dan huruf yang kedua mati ketika di
nisbatkan ? Dua wajah 1. diganti wawu,2 di buang
595.
Dilakukan
seperti apakah alif ilhaq maksuroh dan alif asli
itu ? Seperti alif ta’nis
WAQOF - TASHRIF
596.
Isim yang
bertanwin itu jika diwaqofkan, maka tanwinya harus diganti alif
bila ia jatuh setelah fathah.
597.
اذن ketika waqof itu seperti isim yang bertannwin yang dibaca
nasab.
598.
Kapankah
mewaqofkan isim manqus yang bertannwin dengan membuang ya' itu lebih baik ? Ketika tidak dibaca nasab / Ketika rafa' & jer
599.
Isim
manqus bertanwin yang dibaca nashab ketika waqof, maka ya' nya wajib ditetapkan.
600.
Hukum
isim manqus yang tidak bertanwin ketika waqof adalah kebalikan dari isim manqus
yang bertanwin.
601.
Waqaf
dengan apakah isim yang diakhiri dengan ta' ta'nits yang berharokat ? Dengan
sukun
602.
Berapakah
macam waqof untuk isim yang diakhiri dengan huruf yang berharokat yang
tidak ta' ta'nits ?Lima macam
603.
Apakah
Waqaf tadh'if itu ? Waqaf
dengan cara menggandakan huruf akhir.
604.
Apakah
syarat huruf sebelum akhir dalam waqaf Naqol ?
Mati dan
bisa diharakoti
605.
Dimanakah waqof naqol boleh secara mutlaq ? pada isim yang berakhiran
dengan hamzah
606.
Jama'
muanats salim ketika diwaqofkan, maka dengan menetapkan ta' ta'nits yang disukun.
607.
ما
الاستفهامية ketika dijarkan, maka alifnya harus dibuang.
608.
ما
الاستفهامية ketika dijarkan dan waqof, maka alifnya harus
dibuang dan boleh ditambah ha' sakat.
609.
Alif yang
berada diakhir kalimah yang sebagai ganti dari ya', itu boleh dibaca imalah.
610.
Sebab
membaca imalah itu jika tidak muttashil, maka alif tidak
boleh dibaca imalah.
611.
Berilah
dua contoh bacaan imalah yang disebabkan penyesuaian ! عمادا dan تلا.
612.
Apasajakah
isim ghoiru mutamakkin ( isim mabni ) yang berlaku untuk dibaca imalah ?
dhomir ها dan dhomir نا.
613.
Apasajakah
yang tidak bisa ( menerima ) ditashrif ? Kalimat
huruf dan yang menyerupai
614.
Isim atau
fi'il itu jika hurufnya kurang dari tiga huruf, maka ia tidak bisa ditasrif.
615.
Isim atau
fi'il yang hurufnya kurang dari tiga huruf, akan tetapi berasal dari isim
sulatsi / ghoiru tsulatsi itu bisa ditashrif
616.
Isim
mujarrod itu hurufnya paling banyak terdiri dari lima huruf.
617.
Wazan
isim tsulatsi yang muhmal adalah ِفعُلٌ .
618.
Kenapa
wazan isim Tsulatsi فُعِلٌ itu sedikit berlakunya ? karena dikehendaki khusus
fi'il madhi mabni majhul .
619.
Fi'il
mazid fih itu hurufnya tidak lebih dari enam.
620.
Sebutkan
semua wazan isim khumasi yang ada empat ! فَعَلل,فعللل,فعلل
dan فعلل .
621.
Huruf
yang selalu ada wujudnya pada semua tahshrif kalimat itu disebut dengan huruf
asal.
622.
Huruf
yang tidak tetap dan dibuang pada beberapa tashrif kalimat itu disebut dengan huruf
za'idah.
623.
Hamzah
dan mim itu berlaku zaidah, jika berada pada huruf pertama
dan setelahnya ada tiga huruf
624.
Secara
Qiyasi Hamzah washol bertempat di Empat tempat.
625.
Secara
sama’i hamzah Washol bertempat di Sebelas tempat.
626.
Keberadaan
hamzah Washol pada lafadz استحراج
tergolong Qiyasi.
627.
Keberadaan
hamzah Washol pada lafadz امرء
tergolong Sama’i.
628.
Hamzahnya
ال
yang berada setelah hamzah Istifham itu boleh diganti mad
atau dibaca tashil
629.
Wawu atau
ya’ bila berada diakhir kalimat dan sebelumnya berupa Alif zaidah maka diganti hamzah.
630.
Ain kalimahnya isim fa’il bina’ ajwaf itu diganti
hamzah bila Fi’ilnya di I’lal.
631.
Wawu
pertama dari dua wawu yang ada di permulaan itu diganti hamzah kecuali Wawu
kedua gantia dari dari alifnya فاعل
632.
Dua
hamzah dalam satu kalimah itu jika yang kedua mati maka diganti dengan huruf mad.
633.
Hamzah
kedu yang berharokat fathah itu diganti Wawu jika berada setelah
fathah atau dlomah.
634.
Hamzah
yang kedua yang dikasroh itu diganti Ya’baik baik berada setelah
fathah, dlomah atau kasroh.
635.
Aif yang
berada setelah kasroh atau ya’ tasghir itu harus diganti Ya’
636.
Waw
diakhir kalimah dan sebelumnya berharokat kasroh itu hrus digantiYa’.
637.
Ya’ yang
jadi lam fi’il isim yang ikut wazan فعلى
biasanya diganti Wawu.
638.
Diganti
dengan apakah wawu yang berkumpul ya’ dan yang pertama mati ? Ya’
639.
Kapankah
Wawu atau ya’ di ganti alif ? Bila hidup danberada setelah fathah
.
640.
Kapan nun
diganti mim dalam bacaanya ? Bila mati dan berada sebelum BA’.
641.
Dignti
dari apakah Tho’nya اصطبر
? Dari Ta’.
642.
Dimanasaja
hamzahnya افعل dibuang ? Dimudhore’nya,
isim fa’il dan isim mafulnya.
643.
Berapa
wajah فعل modloaf yang isnad pada
dlomir rafa’ mutaharrik ? Sebutkan !. Tiga :1. Itmam, 2. membuang lam
fi’il setelah memindah harokah ain fi’il ke fa’ fi’il, 3. memindah lam fi’il
tanpa memindah harokat.
644.
Kapan
idghom diharuskan ? Bila ada dua huruf sejenis hidup kumpul dalam satu
kalimah.
645.
Kapan
diharuskan فك
الادغم
? Bila hufruf kedua mati sebab bertemu dlomir rafa’ mutaharik.
0 komentar :
Posting Komentar