بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
صَلُّوْا كَمَارَأَيْتُمُوْانِي
اُصَلِّيْ
KALIMAT SYAHADAT
اَشْهَدُ
اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللهِ
Artinya:
“Kulo
nekseni sak estunipun mboten wonten pengeran ingkang wajib kulo sembah kejawi
namung gusti Allah piyambak, soho kulo
nekseni bilih sak estunipun gusti kanjeng Nabi Muhammad meniko dados utusanipun
gusti Allah”.
“Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain
Allah dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
LAFADH ADZAN
Allahu
Akbar Allahu Akbar
|
2
X
|
×2
|
اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ
|
Asyhadu
alla ilaaha illallah
|
2
X
|
×2
|
اَشْهَدُ
اَنْ لاَ ِالهَ اِلاَّ الله
|
Asyhadu
Anna Muhammadar Rasulullah
|
2
X
|
×2
|
اَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ الله
|
Hayya
‘ala sholaah
|
2
X
|
×2
|
حَىَّ
عَلَى الصَّلاَةِ
|
Hayya
‘ala falaah
|
2
X
|
×2
|
حَىَّ
عَلَى اْلفَلاَحِ
|
Allahu
Akbar Allahu Akbar
|
1
X
|
×1
|
اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ
|
Laa
ilaaha illallah
|
1
X
|
×1
|
لاَ
اِلهَ اِلاَّ الله ُ
|
*
Dalam adzan shubuh diantara kalimat حَىَّ عَلَى اْلفَلاَحِ dan
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ yakni antara kalimat ke 5 dan ke 6 ditambah
kalimat اَلصَّلاَةُخَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ ×2
DO’A SESUDAH ADZAN
اَللّهُمَّ
رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ – وَالصَّلاَةِ اْلقَائِمَةِ – آتِ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدَنِ اْلوَصِيْلَةَوَاْلفَضِيْلَةَ – وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ
اْلعَالِيَةَالرَّفِيْعَةَ - وَابْعَثْهُ
اْلمَقَامَ اْلمَحْمُوْدَنِالَّذِى وَعَدْتَةُ
- اِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ اْلمِيْعَادِ –
يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ – آمِينْ
LAFADH IQOMAH
Allahu
Akbar Allahu Akbar
|
1
X
|
×1
|
اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ
|
Asyhadu
alla ilaaha illallah
|
1
X
|
×1
|
اَشْهَدُ
اَنْ لاَ ِالهَ اِلاَّ الله
|
Asyhadu
Anna Muhammadar Rasulullah
|
1
X
|
×1
|
اَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ الله
|
Hayya
‘ala sholaah
|
1
X
|
×1
|
حَىَّ
عَلَى الصَّلاَةِ
|
Hayya
‘ala falaah
|
1
X
|
×1
|
حَىَّ
عَلَى اْلفَلاَحِ
|
Qodqoomatissholaah
|
2
X
|
×2
|
قَدْ
قَامَتِ الصَّلاَةُ
|
Allahu
Akbar Allahu Akbar
|
1
X
|
×1
|
اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ
|
Laa
ilaaha illallah
|
1
X
|
×1
|
لاَ
اِلهَ اِلاَّ الله ُ
|
DO’A SEBELUM SHOLAT
اَشْهَدُ
اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللهِ
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOH WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAR ROSULULLOH
“Saya bersaksi bahwa sesungguhnya
tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad
adalah utusan Allah”.
اعوذ الله من الشيطا ن الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ
النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي
صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)
) الناس/1-6(
A’UDZU BILLAHI MINAS SYAITHOONIR ROJIIM
BISMILLAHIRROMAANIRROHIIM
QUL A’UDZU BIROBBINNAS,MALIKIN NAAS,ILAAHIN
NAAS,MIN SYARRIL WASWASIL KHONNAS,ALLADZIYUWASWISU FII SUDUURINNAS,MINAL JINNATI WANNAAS
1.
Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara
dan
menguasai) manusia.
2.
raja manusia.
3.
sembahan manusia.
4.
dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5.
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6.
dari (golongan) jin dan manusia.
رَبِّ
أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (97) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ
يَحْضُرُونِ (98) [المؤمنون/97، 98]
ROBBI A’UDZUBIKA MIN HAMAZAATIS
SYAYAATIINI,WA A’UDZU BIKA ROBBI AN YAHDLURUUN
"Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan
dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka
kepadaku."
DO’A SETELAH SALAM
SHOLAT
( SAMBIL MENGUSAP
WAJAH )
اَشْهَدُ
اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ الرَّحْمنُ الرّحِيْمُ اَللهم اَذْهَبْ عَنِّى اْلَهمَّ
وَاْلحَزَنَ
ASYHADU
AN LAA ILAAHA ILLALLOHUR ROHMAANUR ROHIIM,ALLOHUMMADZHAB ‘ANNIL HAMMA
WAL KHAZAN
“Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tiada
Tuhan selain Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Ya Alloh !
hilangkanlah pada diriku kesusahan dan keprihatinan ”
LAFADH-LAFADH NIAT
Lafadh niat wudlu’ :
نَوَيْتُ
اْلوُضُوْءَلِرَفْعِ اْلحَدَ ثِ اْلاَصْغَرِ فَرْ ضًاِللهِ تَعَالىَ
Artinya:
“Niat
ingsun wudlu’ kerono ngilangi hadats kang cilik fardlu kerono Allah Ta’ala”.
“Saya niat berwudlu’ untuk menghilangkan hadats kecil
fardlu karena Alloh Ta’ala“.
Lafadh
niat mandi :
نَوَيْتُ
اْلغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَ ثِ اْلأَكْبَرِ فَرْ ضًاِللهِ تَعَالىَ
Artinya:
“Niat ingsun adus kerono ngilangi hadats kang gede fardlu
kerono Allah Ta’ala”.
“Saya niat mandi janabat untuk menghilangkan hadats besar
fardlu karena Alloh Ta’ala”.
Lafadh niat sholat Dhuhur :
اُصَلِّى
فَرْضَ الظُّهْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً
(مَؤْمُوْمًا/اِمَامًا)
للهِ
تَعَالىَ .اَلله ُاَكْبَرُ
Artinya:
“Niat ingsun sholat fardlu Dhuhur patang roka’at halih
madep qiblat manut imam (dadi ma’mum/imam) kerono Alloh Ta’ala.Allohu
Akbar”.
“Saya niat sholat fardlu dhuhur 4 roka’at menghadap
qiblat jadi Ma’mum (Ma’muman / Imaman) karena Alloh Ta’ala.Allohu Akbar“.
Lafadh niat sholat Ashar :
اُصَلِّى
فَرْضَ اْلعَصْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً
(مَؤْمُوْمًا/اِمَامًا)
ِللهِ تَعَالىَ .اَلله
ُاَكْبَرُ
Artinya:
“Niat
ingsun sholat fardlu Ashar patang roka’at halih madep qiblat manut imam (dadi
ma’mum/imam) kerono Alloh Ta’ala.Allohu Akbar”.
“Saya niat sholat fardlu Ashar 4 roka’at menghadap qiblat
jadi Ma’mum (Ma’muman / Imaman) karena Alloh Ta’ala.Allohu Akbar”.
Lafadh niat sholat Maghrib :
اُصَلِّى
فَرْضَ اْلمَغِرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً
(مَؤْمُوْمًا/اِمَامًا)
ِللهِ تَعَالىَ .اَلله
ُاَكْبَرُ
Artinya:
“Niat
ingsun sholat fardlu Maghrib telung roka’at halih madep qiblat manut imam (dadi
ma’mum/imam) kerono Alloh Ta’ala.Allohu Akbar”.
“Saya niat sholat fardlu Maghrib 3 roka’at menghadap
qiblat jadi Ma’mum (Ma’muman / Imaman) karena Alloh Ta’ala.Allohu Akbar”.
Lafadh niat sholat Isya’ :
اُصَلِّى
فَرْضَ اْلعِشاَءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً
(مَؤْمُوْمًا/اِمَامًا)
ِللهِ تَعَالىَ .اَلله
ُاَكْبَرُ
Artinya:
“Niat
ingsun sholat fardlu ‘Isya’ patang roka’at halih madep qiblat manut imam (dadi
ma’mum/imam) kerono Alloh Ta’ala.Allohu Akbar“.
“Saya niat sholat fardlu ‘Isya’ 4 roka’at menghadap
qiblat jadi Ma’mum (Ma’muman / Imaman) karena Alloh Ta’ala.Allohu Akbar “.
Lafadh niat sholat Shubuh :
اُصَلِّى
فَرْضَ الصُّبْحِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً
(مَؤْمُوْمًا/اِمَامًا)
ِللهِ تَعَالىَ .اَلله
ُاَكْبَرُ
Artinya:
“Niat
ingsun sholat fardlu Shubuh rong roka’at halih madep qiblat manut imam (dadi
ma’mum/imam) kerono Alloh Ta’ala.Allohu Akbar“.
“Saya niat sholat fardlu Shubuh 2 roka’at menghadap
qiblat jadi Ma’mum (Ma’muman / Imaman) karena Alloh Ta’ala.Allohu Akbar“.
KAIFIYAH ( TATA CARA ) MELAKUKAN
SHOLAT
NIAT DALAM SHOLAT
1. Sah
atau sempurnanya sholat dan ibadah-ibadah lain tergantung dari niat
2. Niat
sholat dilakukan pada waktu Takbirotul Ihrom karena awal dari sholat adalah
takbir
3. Niat
dilakukan dalam hati bukan lisan
KETIKA BERDIRI
1. Menundukkan
kepala dengan mengarahkan pandangan ke tempat sujud
2. Tidak
mengangkat pandangan ke atas
3. Merenggangkan
kaki
TAKBIR DAN MENGANGKAT DUA TANGAN
1. Posisi
mengangkat dua tangan.
·
Mengangkat dua tangan sejajar dengan
telinga.
2. Cara
mengangkat dua tangan.
·
Membuka jari dengan tidak terlalu
merenggangkan dan tidak terlalu merapatkan
serta menghadapkan dua tangan kearah kiblat.
3. Mengangkat
dua tangan dilakukan pada empat waktu yaitu:
a) Ketika
Takbiratul Ihrom.
b) Ketika
Ruku’.
c) Ketika
I’tidal.
d) Ketika
berdiri dari Tasyahud awal.
MELETAKKAN TANGAN
1. Menaruh
tangan.
·
Menaruh tangan kanan diatas tangan
kiri sambil memegang
·
Batas menaruh, yaitu dengan
meletakkan tangan kanan diatas pergelangan lengan tangan kiri.
2. Tentang
posisi menaruh tangan.
·
Di atas pusar.
3. Hal-hal
yang dilarang
·
Dilarang bertolak pinggang.
DO’A IFTITAH
اَللهُ
َاكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ
لِلَّذِى فَطَرَالسَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ حَنِيْفاً مُسْلِمًاوَمَااَنَامِنَ
اْلمُشْرِكِيْنَ اِنَّ صَلاَتِى
وَنُسُكِى وَمحَيْاَيَ وَممَاَتِى ِللهِ رَبِّ اْلعَالمَيـْنَ.لاَشَرِ يْكَ لَهُ
وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَامِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ*
BACAAN AL-FATIHAH
1. Wajib
membaca Fatihah dalam sholat.
2. Al-Fatihah
di baca setiap roka’at.
3. Cara
membaca Al-Fatihah.
·
Membaca Ta’awudz
·
Membaca Basmalah
BACAAN AL-FATIHAH UNTUK MAKMUM
1. Dibaca
dengan pelan, cukup didengar sendiri dan tidak mengganggu jama’ah lainnya
2. Dibaca
secara lisan, tidak cukup dalam hati
3. Waktu
yang utama makmum membaca Al-Fatihah adalah ketika imam diam, dan ini
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada makmum membaca al-Fatihah yaitu
pada saat :
- Setelah membaca Al-Fatihah sebelum membaca surat, cara ini paling banyak diamalkan orang pada umumnya.
BACAAN AMIN DAN MEMBACA SURAT
SETELAH FATIHAH
1. Bacaan
Amin
- Untuk makmum dalam sholat jahriyah (sholat dikeraskan bacaanya) , sholat sendiri atau menjadi Imam membaca dengan keras setelah Al-Fatihah
- Untuk makmum dalam sholat sirriyah (sholat dipelankan bacaannya) membaca dengan perlahan
2. Hukum
membaca amiin adalah sunat
3. Hukum
membaca surat Al-Qur’an setelah membaca Al-Fatihah sunat:
- Dibaca oleh imam dan makmum hendaknya mendengarkan bacaannya.
- Bacaan surat ini cukup dibaca pada rokaat pertama dan kedua.
4. Diam sebentar setelah membaca surat, sebelum
ruku’.
RUKU’
1. Pantat
dan kepala dalam ukuran satu papan (rata), artinya tidak mengangkat dan tidak
menundukkan kepala dan kedua telapak tangan diletakkan pada lutut.
2. Jari-jari
diletakkan dibawah lutut dan kedua siku direnggangkan (bagi laki-laki)
dan merapatkan kedua siku (bagi perempuan)
3. Merenggangkan
jari-jari tangan.
4. Do’a
dalam ruku’ .سُبْحَانَ رَبِّىَ اْلعَظِيْمِ وَ
بِحْمِدِهِ ×3
5.
I’TIDAL
1. Mengangkat
tangan dan membaca do’a :
سَمِعَ
اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَالَكَ اْلحَمْدُ مِلْئُ السَّموَاتِ وَمِلْئُ
وَاْلاَرْضِ وَمِلْئُ مَاشِئْتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ.
2. Posisi
tangan ketika I’tidal boleh bersedekap atau dilepas.
SUJUD
1. Meletakkan
kedua lutut ke lantai sebelum kedua tangan.
2. Sujud
dengan meletakkan ke lantai tujuh anggota yaitu: dahi,dua telapak tangan,dua
lutut, ujung telapak kaki kiri dan kanan.
3. Menekan
dahi dan meletakan hidung (untuk hidung hukumnya sunah).
4. Meletakkan
dua telapak tangan sebanding dengan dua pundak.
5. Meletakkan
dua telapak tangan berbetulan dengan wajah, dekat telinga.
6. Mengumpulkan
jari-jari.
7. Merenggangkan
siku tangan (bagi laki-laki) dan merapatkan siku tangan (bagi
perempuan)
8. Mengangkat
pantat.
9. Merapatkan
kedua telapak kaki.
DO’A DALAM SUJUD
Dengan membaca :
سُبْحَانَ
رَبِّىَ اْلاَعْلىَ وَ بِحْمِدِهِ ×3
DUDUK ANTARA DUA SUJUD DAN BANGKIT
DARI SUJUD
1. Duduk
antara dua sujud dapat dilakukan dengan :
·
Duduk iftirosy.
2. Do’a
duduk antara dua sujud.
رَبِّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِىْ
وَاجْبُرْنِى وَارْفَعْنِىْ وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِىْ وَعَا فِنِىْ
وَاعْفُ عَنِّىْ
3. Cara
bangkit dari sujud.
·
Mendahulukan tangan dari pada lutut
dan bertekanan pada paha.
·
Untuk rokaat yang ganjil, sebelum
berdiri di bolehkan duduk istirohah.
DUDUK TASYAHUD
1. Duduk
iftirosy pada tasyahud awal dan duduk tawarruk pada tasyahud akhir.
2. Jari-jari
kiri dihamparkan pada lutut kiri, siku kanan menempel pada paha kanan dengan
jari kelingking dan jari manis digenggam, ibu jari dan jari telunjuk membentuk
lingkaran.
3. Membentuk
lingkaran seperti bilangan 53menemukan ibu jari dengan ujung jari
telunjuk.
4. Mengangkat
telunjuk dengan sedikit melengkung.
5. Mengarahkan
pandangan mata kearah telunjuk yang diangkat.
6. Waktu
mengangkat telunjuk bertepatan dengan dimulainya mengucapkan.
أَشْهَدُاَنْ
لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ
7. Tidak
menggerakkan telunjuk.
BACAAN TASYAHUD
اَلتَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكاَتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّباَتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ
اَيُّهَاالنَِّبىُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ, اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَوَعَلَى
عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا ِابْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى الِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ
DO’A SEBELUM SALAM
Setelah bacaan tasyahud dibolehkan membaca do’a menurut
pilihannya masing-masing, diantara do’a yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW
adalah :
v اَللّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنْ
عَذَابِ اْلقَبْرِ وَمِنْ عَذَا بِ النَّارِ َومِنْ فِتْنَةِ اْلمَحْيَا
وَاْلمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ مَسِيْحِ الدَّجَّالِ
v اَللّهُمَّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ
الْمَأْثَمِ وَاْلمَغْرَمِ
v اَللّهُمَّ يَامُقَلِّبَ اْلقُلُوْبِ
ثَبِّتْ قَلْبِىْ عَلَى دِيْنِكَ
v اَللّهُمَّ اغْفِرْلِىْ مَا قَدَّمْتُ
وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَسْرَفْتُ وَمَا اَنْتَ
اَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اَنْتَ اْلمُقَدِّمُ وَاَنْتَ اْلمُؤَخِّرُ لاَاِلهَ اِلاَّ
اَنْتَ
SALAM
1. Hendaknya
menoleh ke kanan ,kemudian ke kiri
,sehingga pipi terlihat oleh jama’ah yang ada di belakangnya
2. Makmum
membaca salam setelah imam selesai membaca kedua salam
3. Bacaan
salam adalah :
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ ×2
4. Mengusap
dahi setelah salam sambil membaca :
اَشْهَدُ
اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ اللّهُمَّ اذْهَبْ عَنِّى
اْلهَمَّ وَاْلحَزَنَ
DO’A QUNUT
1. Hukum
membaca qunut adalah sunat
2. Qunut
dilakukan dalam I’tidal roka’at kedua setelah subuh
3. Kesunatan
yang dilakukan dalam qunut :
-
Mengangkat kedua tangan
-
Membaca sholawat di akhir qunut
-
Mengeraskan suara bagi
imam,memperlahan suara bagi yang sholat sendiri dan mengamini ( selain
tsana’/memuji ) bagi makmum yang mendengarkan jelas qunut imamnya
4. Pada
saat tsana’ ( memuji ) imam dan ma’mum
membaca sendiri-sendiri dengan perlahan-lahan ( mulai فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى
عَلَيْكَ sampai pada
وَاَتُوْبُ
ِالَيْكَ
اَسْتَغْفِرُكَ )
5. Jika menjadi
imam maka menggunakan
dlomir muttakallim ma’al
ghoir ( misalnya اَللّهُمَّ اهْدِناَ dan seterusnya ) dan jika sholat
munfarid ( sholat sendiri
) maka
menggunakan ya’ muttakalli
( misalnya
اَللّهُمَّ
اهْدِنىْ dan seterusnya )
Adapun baca’an do’a qunut sebagai
berikut :
اَللّهُمَّ
اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ *وَعَا فِنِىْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ*وَتَوَلَّنِىْ
فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ*وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ*وَقِنِىْ بِرَحْمَتِكَ
شَرَّمَا قَاضَيْتَ*فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ*فَاِنَّهُ
لاَيَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ*وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ*تَبَارَكْتَ رَبَّنَا
وَتَعَالَيْتَ*فَلَكَ اْلحَمْدُ عَلَى مَاقَضَيْتَ*اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ ِالَيْكَ*وَصَلَّى
اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِىِّ اْلاُمِىِّ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ
DZIKIR SETELAH SHOLAT MAKTUBAH
(FARDLU)
·
اَسْتَغْفِرُ
اللهَ اْلعَظِيْمَ الَّذِي لاَاِلهَ اِلاَّهُوَالْحَيُّ
اْلقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ ِالَيْهِ ×3
·
لاَاِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِى
وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ ×3
اَللّهُمَّ
اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ
السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ
السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبّنَاَ
بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا الجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا يَا
ذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ-اَلْحَمْدُ ِلله ِرَبِّ اْلعَالَمِيْنَ *
الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ * مَالِكِ يِوْمِ الدِّيْنِ * اِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ * اِهْدِنَا الصَّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ * صِرَاطَ
الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَآلِّيْنَ *
رَبِّ اغْفِرْلِى
وَلِوَالِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ – آمِيــنْ
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ-اَلله لاَاِلهَ اِلاَّ هُوَالْحَيُّ اْلقَيُّوْمُ
لاَ تَأْ خُذُهُ سِنَةً وَلاَ نَوْمُ لَهُ مَا فِى السَّماَوَاتِ وَمَا فِى
اْلاَرْضِ مَنْ ذَاالَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاّ َبِاِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا
بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِهِ
اِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلاَرْضَ وَلاَ يَؤُدُهُ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
اِلهِى
ياَ رَبِّ اَنْتَ مَوْلاَنَا :
سُبْحَانَ
اللهِ ×33
اَلْحَمْدُ
ِللهِ ×33
اَللهُ
اَكْبَرُ ×33
اَلله ُاَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ
ِلله ِكَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِىْ وَيُمِيْتُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
الْعَلِىِّ اْلعَظِيْمِ اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمُوْااَنَّهَ لاَاِلهَ
اِلاَّاللهُ ...
لاَاِلهَ
اِلاَّاللهُ × 100
لاَاِلهَ
اِلاَّاللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْ لُ الله ِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ × 100( Bila waktu shubuh )
DO’A SETELAH SHOLAT
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ-اَلْحَمْدُ ِلله ِرَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
حَمْدًا
كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ حَمْدًا يُوَافِىْ
نِعَمَهُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ
وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ َوبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدَنِ اْلفَاتِحِ لِمَا اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ
نَاصِرِ اْلحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهاَدِى اِلَى صِرَاطَكَ اْلمُسْتَقِيْمِ وَعَلَى
الِهِ وَاَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ اْلعَظِيْمِ.اَللّهُمَّ اِنِّى
اَسْأَلُكَ مُوْجِيْبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمِ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلاَمَةَ
مِنْ كُلِّ اِثْمٍ وَاْلغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِاْلجَنَّةِ
وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ.الَلّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْهَمِّ
وَاْلحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ اْلعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ
اْلجُبْنِ وَاْلبُخْلِ وَاْلفَشَلِ وَمِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ
الرِّجَالِ.اَللّهُمَّ اِنِىّ اَعُوْبِكَ مِنَ جَهْدِ اْلبَلاَءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ
وَسُوْءِ اْلقَضَاءِوَشَمَاتَةِ اْلأَعْدَاءِ.اَللّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ
اْلعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ.اَللّهُمَّ اَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى
اْلاُمُوْرِكُلِّهَا وَاَجِرْنَامِنْ حِزْىِ الدُّنْياَ وَعَذَابِ
اْلاَخِرَةِ.اَللّهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَاَسْأَلُكَ رِزْقًا
طَيِّبًا وَاَسْأَلُكَ عَمَلاً مُتَقَبَّلاً.اَللّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرِ عُمْرِىْ
آخِرَهُ وَخَيْرَعَمَلِىْ خَوَاتِمَهُ وَخَيْرَ اَيَّامِىْ يَوْمَ
لِقَائِكَ.رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
الِهِ وَسَلَّمَ وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ ×3
صَلَّى
للهُ رَبُّنَا عَلَى نُوْرِ اْلمُبِيْنَ اَحْمَدَ اْلمُصْطَفَى
سَيِّدِاْلمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ
اَللهْ
وُجُودْ قِدَمْ بَقَاءْ مُخَالَفَةُ لِلْحَوَادِثِ قِيَامُهُ بِنَفْسِهِ
وَحْدَانِيَةْ قُدْرَةْ اِرَادَةْ عِلْمُ حَيَاةْ سَمَعْ بَصَرْ كَلاَمْ قاَدِرًا
مُرِيْدًا عَالِمًا حَيًّا سَمِيْعًا بَصِيْرًا مُتَكَلِّمًا رَسُولْ صِدِّقْ
اَمَانَةْ تَبْلِيغْ فَطَانَةْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْ لُ اللهْ
مُحَمّدْ يَا حَبِيْبَ اللهْ يَا رَسُوْ لَ اللهْ
الحمد
لله رب العالمين
HARI JUM’AT( SAYYIDUL AYYAM )
1. Do’a
ketika masuk Masjid.
بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَافْتَحْ ِلى اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
BISMILLAH
ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMADIN
ALLOHUMMAGHFIR LII WAFTAH LII ABWAABA ROHMATIK
Artinya : “Dengan menyebut
asma Allah, Ya Allah berilah rahmat ta’dzim atas Nabi Muhammad SAW, Ya Allah
ampunilah aku dan bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu”.
2. Niat
sholat Tahiyyatal Masjid.
اُصَلِّى سُنَّةَتَحِيَّةَ اْلمَسْجِدِرَكْعَتَيْنِ
ِلله ِتَعَالَى - اَللهُ اَكْبَرُ.
USHOLLI SUNATTA
TAHIYYATAL
MASJIDI ROKATAINI LILLAHI TA’ALA .ALLOHU AKBAR
Artinya : Aku niat sholat sunat tahiyatul masjid
2 rakaat karena Allah Ta’ala, Allah Maha
Besar”.
3. Niat
I’tikaf.
نَوَيْتُ اْلاِ عْتِكاَفَ سُنَّةً ِلله
ِتَعَالىَ
NAWAITUL
I’TIKAAFA SUNNATAL LILLAHI TA’ALA
Artinya
: “Saya niat I’tikaf sunat karena Allah Ta’ala”.
4. Niat
sholat Qobliyyah Jum’at.
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلجُمْعَةِ
قَبْلِيَّةً رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالىَ- اَلله ُاَكْبَرُ
USHOLLI
SUNNATAL JUM’ATI
QOBLIYYATAN
ROKATAINI LILLAHI TA’ALA.ALLOHU AKBAR
Artinya
: “Aku niat sholat qobliyyah Jum’at 2 rakaat karena Allah Ta’ala, Alloh Maha
Besar”.
5. Niat
sholat Jum’at.
اُصَلِّى فَرْضَ اْلجُمْعَةِ
رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالىَ- اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI
FARDLOL JUM’ATI ROKA’ATAINI MA’MUMAN LILLAHI TA’ALA. ALLOHU AKBAR
Artinya : “Aku niat sholat
fardlu Jum’at 2 rakaat jadi ma’mum karena Allah Ta’ala, Alloh Maha Besar”.
6. Do’a
setelah sholat Jum’at.
-
Membaca surat AL-FATIHAH
sebanyak 7 kali
-
Membaca surat AL-IKHLAS
sebanyak 7 kali
-
Membaca surat AL-FALAQ
sebanyak 7 kali
-
Membaca surat AN-NAS sebanyak 7 kali
Kemudian
membaca do’a dibawah ini sebanyak 4 kali :
اَللَّهُمَّ
يَا غَنِىُّ يَا حَمِيْدُ يَا مُبْدِئُ يَامُعِيْدُ يَارَحِيْمُ يَا وَدُوْدُ
اَغْنِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ
وَبِفَضْلِكَ عَمَنْ سِوَاكَ
ALLOHUMMA YAGHONIYYU YA HAMIID YAA MUBDIU YA MU’IID
YAA ROHIIMU YAA WADUUD AGHNINI BIHALAALIKA ‘AN HAROOMIKA WABITHOO’ATIKA ‘AN
MA’SHIYATIKA WABIFADLLIKA ‘AMAN SIWAAK
Artinya : “Ya Allah Dzat Yang
Maha Kaya serta terpuji,wahai dzat yang menciptakan serta mengembalikan, wahai
dzat yang Maha Penyayang serta Pencinta, jadikanlah aku kaya dengan rijqi-Mu
yang halal bukan yang haram, berikanlah kepadaku kemampuan taat kepada-Mu bukan
maksiat kepada-Mu dan anugerahkanlah saya dengan kemuliaan-Mu bukan kemuliaan
orang selain kamu”.
7. Niat
sholat Ba’diyyah Jum’at.
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلجُمْعَةِ
بَعْدِيَّةً رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالىَ- اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAL JUM’ATI
BAKDIYYATAN
ROKATAINI LILLAHI TA’ALA. ALLOHU AKBAR
Artinya : “Aku niat sholat
ba’diyyah Jum’at 2 rakaat karena Allah Ta’ala, Alloh Maha Besar”.
8. Do’a
ketika keluar Masjid.
بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ افْتَحْ لىِ اَبْوَابَ فَضْلِكَ
BISMILLAH ALLOHUMMA SOLLI ‘ALAA
MUHAMMADIN ALLOHUMMAFTAH LII ABWAABA FADLLIK
Artinya : “Dengan menyebut
asma Allah, Ya Allah berilah rohmat ta’dzim atas Nabi Muhammad , Ya Allah bukalah untukku pintu - pintu keutamaan-Mu”.
اَنواع الصَّلاَةِ
الْمَسْنُوْنَةِ
MACAM-MACAM SHOLAT SUNAT
1.SHOLAT SUNAT ROWATIB
Yang dimaksud sholat sunat rowatib
adalah
sholat sunat yang mengiringi
( sebelum atau sesudah ) sholat fardlu,jika dikerjakan sebelumnya disebut
sholat Qobliyyah,sedang jika dikerjakan setelahnya disebut sholat Ba’diyyah
Adapun baik
sholat sunat Qobliyyah dan sholat sunat Ba’diyyah itu ada yang sunat
Mu’akkad ( yang ditekankan / dianjurkan ) mengerjakannya dan ada yang sunat
Ghoiru Mu’akkad ( tidak
ditekankan / dianjurkan ) mengerjakannya.
LAFADH
NIAT SHOLAT SUNAT ROWATIB
1. Dua
rokaat sebelum Dhuhur
اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً ِللهِ
تَعاَلَى .اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI
SUNNATAT DHUHRI ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAHI TA’ALA .ALLOHU AKBAR
Artinya : Aku niat sholat sunat sebelum dhuhur dua
rokaat karena Alloh Ta’ala.Alloh Maha
Besar
2. Dua
rokaat sesudah dhuhur
اُصَلِّى
سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً ِللهِ تَعاَلَى .اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI
SUNNATAT DHUHRI ROK’ATAINI BA’DIYATAN LILLAHI TA’ALA ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat sesudah dhuhur dua rokaat karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
3. Dua
rokaat sebelum Ashar
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً ِللهِ
تَعاَلَى .اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAL ‘ASHRI ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAHI
TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat sebelum ashar dua rokaat karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
4. Dua
rokaat sesudah Maghrib
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً ِللهِ
تَعاَلَى .اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI
SUNNATAL MAGHRIBI ROK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAHI TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat sesudah maghrib dua rokaat karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
5. Dua
rokaat sebelum Isya’
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً ِللهِ
تَعاَلَى .اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI
SUNNATAL ‘ISYA’I ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAHI
TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat sebelum isya’ dua rokaat karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
6. Dua
rokaat sesudah Isya’
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً ِللهِ
تَعاَلَى .اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAL
‘ISYA’I ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAHI TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat sesudah isya’ dua rokaat karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
7. Dua
rokaat sebelum Shubuh
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً ِللهِ
تَعاَلَى .اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI
SUNNATAS SHUBHI ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAHI TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat sebelum shubuh dua rokaat karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
SHOLAT SUNAT ROWATIB DALAM KITAB “FATHUL QORIB“ ( Hal.12 )
No
|
Sholat
Fardlu
|
Qobliyah
(Roka’at)
|
Ba’diyah
(Roka’at)
|
Mu’akad
|
Ghoiru
Mu’akad
|
||
Qobliyah
|
Ba’diyah
|
Qobliyah
|
Ba’diyah
|
||||
1.
|
Dhuhur
|
4
*)
|
2
|
2
|
2
|
2
|
-
|
2.
|
Ashar
|
4
*)
|
Haram
melakukan
|
-
|
-
|
4
*)
|
-
|
3.
|
Maghrib
|
-
|
2
|
-
|
2
|
-
|
-
|
4.
|
Isya’
|
-
|
3
*)
|
-
|
2
|
-
|
1
**)
|
5.
|
Shubuh
|
2
|
Haram
melakukan
|
2
|
-
|
-
|
-
|
KETERANGAN :
*) Dilakukan
dengan dua kali salam
**) Sholat
sunat witir ( paling sedikit )
2.SHOLAT TAHIYYAT MASJID
Sholat tahiyyat masjid adalah sholat sunat
yang dikerjakan ketika sedang masuk masjid,baik pada hari Jum’at maupun yang
lainnya,dilakukan pada waktu siang atau malam
Jika masuk kedalam masjid
hendaklah sebelum duduk mengerjakan sholat sunat dua roka’at
Sholat sunat ini disebut
sholat sunat tahiyyatul masjid artinya sholat untuk menghormati masjid
Lafadh niat sholat tahiyyatul
masjid:
اُصَلِّى سُنَّةَتَحِيَّةَ اْلمَسْجِدِرَكْعَتَيْنِ
ِلله ِتَعَالَى - اَللهُ اَكْبَرُ.
USHOLLI SUNATTA
TAHIYYATAL
MASJIDI ROKATAINI LILLAHI TA’ALA .ALLOHU AKBAR
Artinya : Aku niat sholat sunat tahiyatul masjid
2 rakaat karena Allah Ta’ala, Allah Maha
Besar”.
3.SHOLAT
DLUHA
Sholat dluha ialah sholat
sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik ,waktu sholat dluha
kira-kira matahari sedang naik setinggi kurang lebih 7 hasta ( sekitar pukul
06.30 WIB sampai sebelum dhuhur )
Sekurang - kurangnya sholat dluha
itu 2 roka’at boleh 4
roka’at, 6 roka’at, 8 roka’at
Bacaan surat dalam sholat dluha jika hanya melakukan dua roka’at maka roka’at
pertama ialah surat Asy Syamsu (وَالشَّمْسِ وَضُحَهَا ) dan pada
roka’at kedua surat Adl-dluha ( وَالضُّحَى ) dan jika lebih dari 2 roka’at maka
roka’at pertama ialah surat Al Kaafirun (قُلْ
يَااَيُّهَاالْكاَفِرُوْنَ) dan pada roka’at kedua surat Al Ikhlas (قُلْ هُوَاللهُ اَحَدٌ)
Lafadh niat sholat dluha
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعاَلَى
.اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATADL DLUHA ROKATAINI LILLAHI TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat dluha dua rokaat karena Alloh Ta’ala.
Alloh Maha Besar
Do’a setelah sholat dluha
اللهم
اِنَّ الضُّحَى ضُحَاءُكَ وَاْلبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَاْلجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ
قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَاْلعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ,اَللهم اِنْ كاَنَ رِزْقِى
فِى السَّمآءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كاَنَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كاَنَ
مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كاَنَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كاَنَ بَعِيْدًا
فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءُكَ وَبَهَاءُكَ وَجَمَالُكَ وَقُوَّتُكَ وَقُدْرَتُكَ
آتِنِى مَا اَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Artinya :
Ya Alloh,bahwasanya waktu dluha itu adalah waktu
dluhaMu,keelokan adalah keelokanMu,keindahan itu keindahanMu,kekuatan itu
adalah kekuatanMu,kekuasaan itu kekuasaanMu dan perlindungan itu perlindunganMu
Ya Alloh,jika rizqiku masih diatas
langit,turukanlah,jika sukar mudahkanlah,jika haram sucikanlah,jika masih jauh
dekatkanlah,berkat waktu dluha,keagungan,keindahan,kekuatan dan
kekuasanMu,limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada
hamba-hambaMu yang sholeh
4.SHOLAT TAHAJJUD
Sholat tahajjud
adalah sholat sunat yang dikerjakan pada waktu malam yaitu setelah sholat isya’
sampai pada terbit fajar ,sedikitnya dilakukan 2 roka’at dan sebanyak-banyaknya
tidak terbatas
Fadlilahnya
( keistimewaannya )
Sebagaimana
dalam Al Qur’an :
وَمِنَ اللَّيْلِ
فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا
مَحْمُودًا
(الاسراء :79)
Artinya :
dan pada
sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.
( QS.Bani Isro’il/Al Isro’ : 79 )
Lafadh niat sholat tahajjud :
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعاَلَى
.اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAT TAHAJJUDI ROKATAINI LILLAHI TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat tahajjud dua rokaat karena Alloh
Ta’ala.
Alloh Maha Besar
5.SHOLAT HAJAT
Sholat hajat adalah
sholat sunat yang dikerjakan karena mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya
oleh Alloh SWT,waktunya boleh malam hari atau siang hari dan
jumlah roka’atnya paling sedikit 2
roka’at dan boleh sampai 12 roka’at dengan tiap-tiap 2 roka’at salam
Lafadh niat sholat hajat
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعاَلَى
.اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAL HAAJATI ROK’ATAINI LILLAHI TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat hajat dua rokaat karena Alloh Ta’ala.
Alloh Maha Besar
6.SHOLAT SUNAT TASBIH
1. Fadlilah
( keutamaan ) sholat tasbih
Fadlilah sholat tasbih itu
banyak sekali ,diantaranya terampuninya
dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya
2. Waktu
pelaksanaan sholat Tasbih :
- Kalau dikerjakan pada siang hari, maka hendaklah dikerjakan 4 roka’at dengan satu salam
- Kalau dikerjakan pada malam hari,maka hendaklah dikerjakan 4 roka’at dengan dua salam
3. Kaifiyah
(tata cara ) sholat Tasbih
1. Niat
Lafadh niat sholat Tasbih :
اُصَلِّى سُنَّةَ
التَّسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ / اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى.اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAT TASBIIHI
ROKATAINI / ARBA’A ROKA’AATIN LILLAHI TA’ALA .ALLOHU AKBAR
Artinya : Aku niat sholat
sunat Tasbih dua/empat roka’at karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
2.
Setelah
iftitah dan diteruskan membaca Al Fatihah , lalu membaca surah (surat Al Qur’an
yang dikehendaki diantaranya
roka’at pertama surat At takaatsur,roka’at kedua surat Al
‘Ashr,roka’at ketiga Al Kaafiruun dan roka’at keempat surat Al Ikhlas)
(اَلْهَكُمُ التَّكاَثُرُ- وَاْلعَصْرِ –
قُلْ يَااَيُّهَاالْكاَفِرُوْنَ – قُلْ هُوَاللهُ اَحَدٌ )
sebelum rukuk baca tasbih 15 kali yaitu :
سُبْحَانَ
اللهِ وَاْلحَمْدُ ِللهِ وَلاَِالهَ ِالاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ ِالاَّ بِاللهِ اْلعَلِىِّ اْلعَظِيْمِ
“SUBHAANALLOHI
WAL HAMDULILLAHI WALAA ILAAHA ILLALLOHU WALLOHU AKBAR WALAA HAULA WALAA QUWWATA
ILLA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘ADHIIM”.
3. Kemudian
rukuk ,setelah tasbih rukuk lalu baca tasbih
seperti diatas 10 kali
4. Lalu
I’tidal ,setelah tahmid I’tidal lalu baca tasbih seperti diatas 10 kali
5. Kemudian
sujud,sehabis tasbih sujud lalu baca tasbih seperti diatas 10 kali
6. Setelah
membaca do’a duduk diantara dua sujud ,lalu membaca tasbih seperti diatas 10
kali
7. Pada
sujud kedua,setelah selesai membaca tasbih sujud,lalu membaca tasbih seperti
diatas 10 kali ,lantas sebelum
berdiri ke roka’at kedua lalu “ duduk
istirohah “ lalu sambil “ duduk
istirohah “ membaca tasbih seperti tersebut diatas 10 kali
Kesimpulannya
Roka’at
pertama ,bila dihitung secara keseluruhan tasbihnya berjumlah 75 kali
tasbih dan 75 X 4 roka’at = 300 tasbih
Perinciannya
sebagai berikut :
-
Setelah selesai membaca surah roka’at pertama sambil berdiri tasbih 15 kali
-
Waktu rukuk membaca tasbih 10 kali
-
Waktu I’tidal membaca tasbih 10 kali
-
Waktu sujud membaca tasbih 10 kali
-
Waktu duduk antara dua sujud membaca tasbih 10 kali
-
Waktu sujud kedua membaca tasbih 10 kali
- Waktu istirohah membaca tasbih ( setelah Tahiyyat ) 10 kali
JUMLAH 75 kali tasbih
Dikalikan 4 roka’at
JUMLAH 300 kali tasbih
7.SHOLAT TARAWIH
Sholat
Tarawih adalah sholat malam yang dikerjakan pada bulan Romadlon dan
hukumnya sunat mu’akad boleh dikerjakan sendiri atau berjama’ah
Sholat Tarawih dilakukan setelah sholat Isya’ sampai
waktu fajar ,bilangan roka’atnya adalah 20 roka’at dengan 2 roka’at salam
Lafadh
niat sholat Tarawih :
اُصَلِّى سُنَّةَ
التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى.اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAT TAROWIIHI
ROK’ATAINI LILLAHI TA’ALA .ALLOHU AKBAR
Artinya : Aku niat sholat
sunat Tarawih dua roka’at karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
8.SHOLAT WITIR
Sholat witir ialah sholat sunat yang
dikerjakan dengan bilangan ganjil dan sangat diutamakan untuk mengerjakannya
,adapun bilangan roka’atnya boleh 1,3,5,7,9,atau 11 roka’at ,waktunya setelah
sholat Isya’ sampai terbit fajar
Lafadh niat sunat witir
اُصَلِّى سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ مِنَ اْلوِتْرِ لِلهِ تَعاَلَى
.اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATA
ROK’ATAINI MINAL WITRI LILLAHI
TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat dua roka’at dari sholat sunat witir karena Alloh Ta’ala. Alloh Maha
Besar
Lafadh niat sunat witir
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلوِتْرِ رَكْعَةً لِلهِ تَعاَلَى .اَللهُ
اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAL
WITRI
ROK’ATAN LILLAHI TA’ALA
ALLOHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat witir satu rokaat karena Alloh Ta’ala.Allohu Akbar
9.SHOLAT SUNAT IDUL FIHTRI
Lafadz niat sholat Idul Fithri
اُصَلِّى
سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ( اِمَامًا /مَأْمُوْمًا) لِلهِ تَعَالَى
.اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAL LI’IDIL FITHRI
ROK’ATAINI (IMAAMAN/MA’MUUMAN) LILLAHI TA’ALA .ALLAHU AKBAR
Artinya : Aku niat sholat sunat Idul Fithri dua roka’at (jadi
Imam/Ma’mum)
,karena Allah Ta’ala. Allah Maha
Besar
10.SHOLAT SUNAT IDUL ADHA
Lafadz niat sholat Idul Adha
اُصَلِّى
سُنَّةً لِعِيْدِ اْلاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ( اِمَامًا /مَأْمُوْمًا) لِلهِ تَعَالَى
.اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATAL LI’IDIL ADHA ROK’ATAINI
(IMAAMAN/MA’MUUMAN) LILLAHI TA’ALA .ALLAHU AKBAR
Artinya : Aku niat sholat sunat Idul Adha
dua roka’at (jadi Imam/Ma’mum)
,karena Allah Ta’ala. Allah Maha
Besar
*Jika sempat di sela-sela takbir dengan membaca (bacaan
tasbih) yaitu :
سُبْحَانَ
اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِىِّ اْلعَظِيْمِ
SUBHAANALLOH WAL
HAMDULILLAH WALAA ILAAHA ILLALLOHU WALLOHU
AKBAR WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘ADHIIM
Lafadh Niat mandi hari raya Idul Fithri
نَوَيْتُ
اْلغُسْلَ لِعِيْدِ اْلفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU
GHUSLA LI’IDIL FIHTRI SUNNATAL LILLAHI TA’ALA
Artinya :
Aku niat mandi sunat hari Raya Idul Fithri ,karena Allah Ta’ala
Lafadh Niat mandi hari raya Idul Adha
نَوَيْتُ
اْلغُسْلَ لِعِيْدِ اْلاَضْحَى سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU GHUSLA LI’IDIL ADHA SUNNATAL LILLAHI TA’ALA
Artinya :
Aku niat mandi sunat hari Raya Idul Adha ,karena Allah Ta’ala
ETIKA MASUK MASJID KETIKA HARI
RAYA IDUL FITHRI
DAN IDUL ADHA
Lafadz niat sholat Tahiyyat Masjid
اُصَلِّى
سُنَّةً تَحِيَّةً الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى .اَللهُ اَكْبَرُ
USHOLLI SUNNATA TAHIYYATAL MASJIDI ROK’ATAINI
LILLAHI TA’ALA. ALLAHU AKBAR
Artinya :
Aku niat sholat sunat Tahiyyatal masjid dua roka’at,karena Allah
Ta’ala.Allahu Akbar
Lafadz niat I’tikaf
نَوَيْتُ
الْاِعْتِكاَفَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
NAWAITUL I’TIKAAFA
SUNNATAL LILLAHI TA’ALA
Artinya :
Aku niat sunat I’tikaf ,karena Allah Ta’ala.
BACAAN SHOLAWAT
اَللهم
صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ يَا رَِبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ ×3
صَلَّى اللهُ
رَبُّنَا عَلىَ نُوْرِ اْلمُبِيْنِ اَحْمَدَ الْمُصْطَفَى سَيِّدِالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ
ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD YAA ROBBI SHOLLI
‘ALAIHI WASALLIM 3X
SHOLLAHU ROBBUNAA ‘ALAA NUURIL MUBIIN AHMADAL
MUSHTHOFA SAYYIDIL MURSALIIN WA ‘ALAA AALIHI WASHOHBIHI AJMA’IN
الحمد
لله رب العالمين
بسم الله الرّحمن الرّحيم
‘ASYRUL AWAKHIR) 10 TERAKHIR ) ROMADLON
1433 H
M.ASYROFI FADLLY S.Pd.I
Sudah sering kita dengar istilah Lailatul Qadar, bahkan selalu lekat dalam
ingatan. Namun demikian, nyatanya kita tidak akan pernah mengenal hakikat
Lailatul Qadar itu sendiri, lantaran masalahnya amat ghaib. Pengetahuan kita
terbatas hanya pada apa yang telah ditunjukkan di dalam berbagai nash, baik
Al-Qur’an maupun As-Sunnah serta interpretasinya.
Secara etimologis, “lailah” artinya malam, dan “al-qadar” artinya takdir atau kekuasaan. Adapun secara terminologis, dapat kita coba dengan cara mengamati ayat berikut ini :
Secara etimologis, “lailah” artinya malam, dan “al-qadar” artinya takdir atau kekuasaan. Adapun secara terminologis, dapat kita coba dengan cara mengamati ayat berikut ini :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar)” (QS Al-Qadar (97):1)
Dari pernyataan bahwa Al-Qur’an tersebut diturunkan pada saat Lailatul Qadar, dapat kita tangkap pengertian, yakni; pertama , Lailatul Qadar merupakan dari suatu malam, saat diturunkan Al-Qur’an secara keseluruhan. Walhasil, Lailatul Qadar itu terjadi hanya satu kali, tidak sebelum dan sesudahnya. Akan tetapi keagungan dan keutamaannya itu diabadikan oleh Allah SWT untuk tahun-tahun berikutnya. Tegasnya, Lailatul Qadar yang ada sekarang ini, hanyalah semacam hari peringatan yang memiliki berbagai keistimewaan yang sangat luar biasa.
Kedua, Lailatul Qadar merupakan sebutan dari suatu malam pada setiap bulan Ramadhan, yang dahulu kala pernah bersamaan dengan peristiwa diturunkannya Al Qur’an secara keseluruhan.
Kedua pengertian tersebut di atas, merupakan hasil analisa yang boleh jadi dapat diterima oleh semua pihak, lantaran sama sekali tidak mengingkari keutamaan Lailatul Qadar. Sedangkan hakikatnya hanyalah Allah SWT yang mengetahui. Sementara lailatul Qadar itu sendiri, dalam sebuah ayat dinyatakan sebagai Lailah Mubarakah (malam kebaikan).
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi.”(Q.S Ad Dukhaan (44):3)
Dalam masalah ini, para Muffasir menjelaskan bahwa Lailatul Qadar itu adalah saat diturunkannya Al-Qur’an secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuzhke Baitul’Izzah, sebelum diwahyukan kepada Rasulullah SAW secara berangsur. Olah sebab itu, tidaklah dapat disamakan antara Lailatul Qadar dengan Nuzulul Qur’an atau turunnya ayat pertama Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.
Betapa mulia dan begitu istimewanya Lailatul qadar itu, sebagai rahmat dan nikmat Allah SWY bagi seluruh ummat Muhammad. Sehingga tak satupun dari kita yang tak suka jika mampu meraihnya. Dan wajar pula, jika malam jatuhnya Lailatul Qadar itupun selau dipertanyakan, bahkan nyaris selalu menimbulkan perselisihan pendapat.
Kapan Lailatul Qadar?
Menurut suatu pendapat ; Lailatul Qadar itu jatuh pada malam ke 27 setiap bulan Ramadhan. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيْهَا، فَلْيَتَحَرِّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
“Siapapaun mengintainya maka hendaklah mengintainya pada malam ke dua puluh tujuh.” (HR. Ahmad dari Ibnu ‘Umar)
Sementara menurut pendapat yang lain; perintah Rasulullah SAW untuk mengintai pada malam ke 27 itu, bukan merupakan suatu kepastian bahwa Lailatul Qadar akan terjadi pada malam itu. Akan tetapi hanya sebagai petunjuk, bahwa pada malam itu memang kemungkinan besar akan terjadi. Terbukti dengan permyataan Rasulullah SAW sendiri dalam hadist yang lain.
أخْبَرَنَا رسول الله صلى الله عليه و سلم عن لَيْلَةِ الْقَدْرِقال : هي في رمضان في العشر الأواخر ، في إحدى و عشرين أو ثلاث و عشرين أو خمس و
عشرين أو سبع و عشرين أو تسع و عشرين أو في آخِرِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ
“Rasulullah SAW telah memberitakan kepadaku tentang Lailatul Qadar. Beliau bersabda: “Lailatul Qadar terjadi pada Ramadhan; dalam sepuluh hari terakhir. Malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dua puluh sembilan atau ,malam terakhir.”
Adapun yang dimaksud dengan malam terakhir dalam hadts di atas, tentunya jika sebulan Ramadhan itu hanya 29 hari. Sehingga malam yang ke 29 otomatis merupakan malam terakhir.
Dengan demikian, menurut kami pendapat yang kedua ini jauh lebih dasarnya ketimbang pendapat pertama. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa; jatuhnya Lailatul Qadar itu sama sekali tak dapat ditentukan secara pasti. Lantaran perupakan rahasia Allah SWT.
Lailatul Qadar yang agung itu—sebagaimana jawaban terdahulu sangantlah ghaib malam jatuhnya. Namun demikian, Rasulullah SAW telah memberi petunjuk kepada ummatnya bahwa jatuhnya itu di antara malam-malam ganjil pada sepuluh hari Ramadhan terakhir. Maka tidak mustahil, jika diantara hari-hari itu setiap tahunnya akan berubah-ubah, sebagaimana dapat dicerna pula dari berbagai hadits yang berbeda-beda penjelasannya.
Kemungkinan berubah-ubah tersebut, jika dimaksudkan bahwa Lailatul Qadar itu merupakan sebutan dari suatu malam pada setiap bulan Ramadhan yang dahulu kala pernah bersamaan dengan peristiwa diturunkannya Al-Qur’an secara keseluruhan. Adapun jika dimaksudkan bahwa, Lailatul Qadar hanya semacam hari peringatan, maka tidak mungkin jatuhnya Lailatul Qadar itu akan berubah, bahkan sampai kiamat nanti.
Selain itu, nampaknya perlu kita sadari pula, bahwa tidak adanya kepastian pada malam tertentu tentang jatuhnya Lailatul Qadar ini, justru banyak membawa hikmah yang antara lain, untuk mandapatkan keutamaan dan berkah dari saat turunnya Lailatul Qadar itu, kaum Muslimin tidak hanya dengan bertekun ibadah semalam saja. Akan tetapi harus selama 10 malam terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Antusias ibadah Rosululloh SAW pada sepuluh terakhir
dari bulan Romadlon yaitu sebagaimana yang
diriwayatkan sayyidatina A’isyah
Rodliyallohu’anha “ bahwa
Rosululloh SAW antusias ( semangat ) ibadah dalam 10
terakhir melebihi pada malam-malam sebelumnya “ dalam hadits Imam Bukhori
Muslim juga riwayat dari Sy.’Aisyah Rh yang artinya “ Nabi Muhammad SAW,kalau
sudah memasuki 10 terakhir bulan Romadlon beliau menyingsingkan baju untuk
melakukan ibadah,waktu malam dipergunakan sebaik mungkin untuk
bersungguh-sungguh ibadah kepada Alloh SWT
Disebutkan
dalam hadits :
اَنَّ النَّبِىَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ يَتَفَرَّغُ لِلْعِبَادَةِفىِ هَذِهِ
الْعَشْرِ
“ Sesungguhnya Nabi SAW menyibukkan diri untuk beribadah pada 10
terakhir dari bulan Romadlon “
Sebagian
dari keistimewaan asyrul awakhir ( 10 terakhir ) dari bulan Romadlon yaitu
adanya lailatul qodar yang mana keutamaan lailatul qodar sudah di nash Al
qur’an
Sebagaimana
firman Alloh SWT :
لَيْلَةُ اْلقَدْرِ
خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ ( القدر 3 )
“ Lailatul qodar itu lebih baik daripada ibadah 1000 bulan (83
tahun 4 bulan ) ( QS.Al-Qodr 3)
Oleh
karena itu sangat dianjurkan untuk ihyaul lail ( menghidupkan malam ) khususnya
malam-malam ganjil karena mayoritas ulama’ bersepakat bahwa lailatul qodar akan
terjadi pada ‘asyrul awakhir ( 10 terakhir ) bulan Romadlon
Para
ulama’ telah menyebutkan bahwa diantara tanda-tanda lailatul qodar
adalah : Udara malam terasa nyaman,binatang malam tidak banyak yang bersuara
,berkurangnya gonggongan anjing,berkurangnya suara ringkihan kuda,air laut yang
asin menjadi tawar,semua makhluq diatas bumi bersujud kepada Alloh SWT serta
terdengar segala sesuatu yang semuanya berdzikir kepada Alloh SWT dengan
lisanul maqol
Lailatul
qodar adalah malam yang terang,malam yang penuh dengan cahaya dan dipagi
harinya matahari terbit dengan sangat bersih dan terang karena tidak diapit
kedua tanduk syaithon sebagaimana hari-hari lainnya
Adapun
amaliyah
yang perlu dilakukan diantaranya qiyamul lail ( sholat malam ),i’tikaf di
masjid,membaca Al Qur’an ,bershodaqoh,membaca ayat kursi, akhir surat Al
Baqoroh,surat Az Zalzalah ,surat Al Kafirun,surat Al Ikhlas,surat yasin , memperbanyak
istighfar, tasbih, tahmid, tahlil,sholawat dan dzikir-dzikir lainnya
ZAKAT FITHRAH
Zakat fitrah adalah
mengeluarkan bahan makanan pokok dengan ukuran tertentu setelah terbenamnya
matahari pada akhir bulan Romadlon ( malam 1 Syawwal ) dengan syarat-syarat
yang sudah ditentukan
Zakat
fitrah diwajibkan tahun kedua hijriyah
Dasar
wajib zakat fitrah :
عَنِ ابْنِ
عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زكَاَةَ
اْلفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًامِنْ تَمْرٍ اَوْ صَاعًا مِنْ
شَعِيْرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ اَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثَى مِنَ اْلُمسْلِمِيْنَ
( رواه مسلم )
“ Diriwayatkan dari sayyidina Abdullah bin Umar,sesungguhnya
Rosulullah SAW,mewajibkan zakat fitrah bulan Romadlon berupa satu sho’ kurma
atau satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum atas
setiap orang muslim,merdeka atau budak,laki-laki maupun perempuan “
Zakat
fitrah itu sangat urgensi ( penting ) karena pahala puasa Romadlon tergantung
zakat fitrah sebagaimana sabda baginda Rosulillah SAW :
صَوْمُ شَهْرِ
رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمآءِ وَاْلاَرْضِ وَلاَيُرْفَعُ
اِلَّابِزَكَاةِالْفِطْرِ
“ Puasa bulan Romadlon ( pahalanya ) tergantung antara langit
dan bumi serta
tidak diangkat ke langit , kecuali dengan
mengeluarkan zakat fitrah ( H.R.Abu Hafs bin Syahin ) “
Zakat
fitrah wajib bagi setiap orang islam yang mampu dan hidup disebagian bulan
Romadlon serta sebagian bulan Syawwal artinya orang yang meninggal setelah
masuk waktu maghrib malam lebaran ( malam 1 Syawwal ) wajib baginya zakat
fitrah ( dikeluarkan dari harta peninggalannya )
Begitu
juga bayi yang dilahirkan sesaat sebelum terbenamnya matahari di hari terakhir
bulan Romadlon dan terus hidup sampai setelah terbenamnya matahari malam 1
Syawwal
Tapi
sebaliknya orang yang meninggal sebelum terbenamnya matahari di akhir bulan
Romadlon atau bayi yang lahir setelah terbenamnya matahari di malam 1 Syawwal
tidak diwajibkan baginya zakat fitrah
Yang
dimaksud mampu yaitu memiliki harta
lebih dari :
1.
Kebutuhan
makan dan pakaian untuk dirinya dan orang yang wajib dinafkahi pada siang hari
raya beserta malam harinya ( 1 Syawwal dan malam 2 Syawwal )
2. Hutang,meskipun belum jatuh tempo ( saat membayar )
3. Rumah yang layak baginya dan orang yang wajib
dinafkahi
4. Biaya pembantu untuk istri jika dibutuhkan
Orang yang wajib dinafkahi
yaitu :
1. Anak yang belum baligh dan tidak memiliki harta
2. Anak yang sudah baligh namun secara fisik tidak mampu
bekerja seperti lumpuh,idiot dan sebagainya serta tidak memiliki harta
3. Orang tua yang tidak mampu ( mu’sir )
4. Istri yang sah
5. Istri yang sudah ditalak roj’i ( istri yang pernah
dikumpuli dan tertalak satu atau dua dalam masa iddah )
6. Istri yang ditalak ba’in ( talak 3 kali ) apabila
dalam keadaan hamil
Zakat fitrah berupa makanan pokok penduduk daerah
setempat ,sedangkan ukuran zakat fitrah adalah 1 sho’ beras sama dengan sekitar
2,75 – 3 kg
Urutan dalam mengeluarkan zakat fitrah ketika harta
terbatas
Orang yang memiliki kelebihan harta seperti diatas
tetapi tidak mencukupi untuk fitrah seluruh keluarganya ,maka dikeluarkan
sesuai urutan berikut :
1. Dirinya sendiri
2. Istri
3. Pembantu istri sukarela ( tanpa bayaran )
4. Anak yang belum baligh
5. Ayah yang tidak mampu
6. Ibu yang tidak mampu
7. Anak yang sudah baligh dan tidak mampu ( secara fisik
dan materi )
Jika kelebihan harta tersebut kurang dari 1 sho’ maka
tetap wajib dikeluarkan
Waktu mengeluarkan zakat
fitrah :
1. Wajib yaitu
ketika mendapati sebagian dari bulan Ramadhan dan sebagian dari bulan Syawwal
2. Jawaz ( boleh ) yaitu
mulai awal Ramadhan .Dengan catatan orang yang telah menerima fitrah darinya
tetap dalam keadaan mustahiq ( orang yang berhaq menerima zakat ) dan mukim
saat wajib dan jika saat wajib orang yang menerima fitrah dalam keadaan kaya
atau musafir maka wajib mengeluarkan kembali
3. Fadhilah ( utama ) yaitu
setelah terbitnya fajar hari raya ( 1 Syawwal ) sebelum pelaksanaan sholat ied
4. Makruh yaitu
setelah pelaksanaan sholat ied hingga terbenamnya matahari 1 Syawwal kecuali
karena menungggu kerabat atau tetangga yang berhak menerimanya
5. Haram yaitu
mengakhirkan hingga terbenamnya matahari 1 Syawwal kecuali karena ada udzur
seperti tidak didapatkan orang yang berhak menerima zakat di daerahnya ,namun
wajib mengqodho’i
Syarat
sah zakat fitrah :
1. Niat
Niat wajib dalam hati dan sunnah melafadhkannya dalam
madzhab Imam Syafi’i
Lafadh niat zakat fitrah untuk diri sendiri :
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ اْلفِطْرِعَنْ نَفْسِيْ
فَرْضًا لِلهِ تَعَالىَ
“ Saya niat mengeluarkan zakat fitrah saya
fardlu karena Alloh Ta’ala “
Lafadh niat zakat fitrah untuk anaknya :
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ اْلفِطْرِعَنْ وَلَدِيْ
فَرْضًا لِلهِ تَعَالىَ
“ Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk
anak saya fardlu karena Alloh Ta’ala “
Lafadh niat zakat fitrah untuk istrinya :
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ اْلفِطْرِعَنْ
زَوْجَتِيْ فَرْضًا لِلهِ تَعَالىَ
“ Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk
istri saya fardlu karena Alloh Ta’ala “
Cara niat zakat fitrah
1.
Jika
dikeluarkan sendiri,maka diniatkan ketika menyerahkannya kepada yang berhak
atau setelah memisahkan beras sebagai fitrahnya,apabila sudah diniatkan ketika
dipisah maka tidak perlu diniatkan kembali ketika diserahkan kepada yang berhak
2.
Jika
diwakilkan,diniatkan ketika menyerahkan kepada wakilatau memasrahkan niat
kepada wakil,apabila sudah diniatkan ketika menyerahkan kepada wakil maka tidak
wajib bagi wakil untuk niat kembali ketika memberikan kepada yang berhak,namun
yang lebih afdlol tetap meniatkan kembali,tetapi jika memasrahkan niat kepada
wakil maka wajib bagi wakil meniatkan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan :
1.
Zakat
fitrah dengan uang TIDAK SAH menurut madzhab Imam Syafi’i
2. Tidak sah memberikan zakat fitrah untuk masjid
3. Panitia zakat fitrah yang dibentuk oleh
masjid,pondok,LSM dll ( bukan BAZ )bukan termasuk amil zakat karena tidak ada
lisensi dari pemerintah
4. Fitrah yang dikeluarkan harus layak makan,tidak wajib
yang terbaik tapi bukan yang jelek
5. Istri yang mengeluarkan fitrah dari harta suami tanpa
seizinnya untuk orang yang wajib dizakati,hukumnya tidak sah
6. Orang tua tidak bisa mengeluarkan fitrah anak yang
sudah baligh dan mampu kecuali dengan izin anak secara jelas
7. Menyerahkan zakat fitrah kepada anak yang belum baligh
itu hukumnya tidak sah ( Qobd-nya ) karena yang meng-qobd harus orang yang
sudah baligh
8. Zakat fitrah harus dibagikan pada penduduk daerah
dimana ia berada ketika terbenamnya matahari ( malam 1 Syawwal ).Apabila orang
yang wajib dizakati berada ditempat yang berbeda sebaiknya diwakilkan kepada
orang lain yang tinggal di sana untuk niat dan membagi fitrahnya
9. Bagi penyalur atau panitia zakat fitrah ,hendaknya
berhati-hati dalam pembagian fitrah agar tidak kembali kepada orang yang
mengeluarkan atau yang wajib dinafkahi,dengan cara seperti memberi tanda pada
fitrah atau membagikan kepada blok lain
10. Mustahiq ( orang yang berhak menerima zakat ) tetap
wajib fitrah sekalipun dari hasil fitrah yang didapatkan ,jika dikategorikan
mampu
11. Fitrah yang diberikan kepada kyai atau guru ngaji
hukumnya tidak sah,jika bukan termasuk dari
8 golongan mustahiq
12. Anak yang sudah baligh dan tidak mampu ( secara materi
) sebab belajar ilmu wajib ( fardlu a’in atau kifayah ) adalah yang wajib
dinafkahi,sedangkan realita yang ada mereka libur pada saat waktu wajib zakat
fitrah.Oleh karena itu,caranya harus ditamlikkan atau dengan seizinnya
sebagaimana diatas
13. Ayah boleh meniatkan
fitrah seluruh keluarga yang wajib dinafkahi sekaligus,namun banyak
terjadi kesalahan fitrah anak yang sudah baligh dicampur dengan fitrah keluarga
yang wajib dinafkahi.Yang demikian itu tidak sah untuk anak yang sudah
baligh.Oleh karena itu ayah harus memisah fitrah mereka untuk ditamlikkan atau
seizin mereka sebagaimana keterangan diatas
BEBERAPA
DO’A YANG BERKAITAN BULAN ROMADLON
1. Lafadh niat zakat
fitrah untuk diri sendiri :
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ اْلفِطْرِعَنْ نَفْسِيْ
فَرْضًا لِلهِ تَعَالىَ
“Saya niat mengeluarkan zakat fitrah saya
fardlu karena Alloh Ta’ala“
2. Lafadh niat zakat
fitrah untuk anaknya :
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ اْلفِطْرِعَنْ وَلَدِيْ
فَرْضًا لِلهِ تَعَالىَ
“ Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk
anak saya fardlu karena Alloh Ta’ala “
3. Lafadh niat zakat
fitrah untuk istrinya :
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ اْلفِطْرِعَنْ
زَوْجَتِيْ فَرْضًا لِلهِ تَعَالىَ
“ Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk
istri saya fardlu karena Alloh Ta’ala “
4. Do’a menerima zakat
اَجَارَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَبَارَكَ اللهُ
فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَ اللهُ لَكَ طَهُوْرًا بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
“ Semoga Alloh memberi pahala dan memberi
berkah kepadamu serta menjadikanmu orang
yang suci dengan rohmat-Mu,wahai dzat yang Maha Pengasih “
5.
Lafadh
niat mandi hari raya Idul Fithri
نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِعِيْدِ اْلفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ
تَعَالىَ
“ Saya niat mandi Idul
Fithri sunat karena Alloh Ta’ala “
6. Lafadh sholat hari raya Idul Fithri
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ
مَأْمُوْمًا ( اِمَامًا ) لِلهِ تَعَالَى
“Saya niat sholat sunat Idul Fithri 2
roka’at menjadi ma’mum ( imam ) karena Alloh Ta’ala“
HARI RAYA IDUL
FITHRI DAN IDUL ADHA
Yang
dimaksud dengan dua hari raya adalah :
1.
Idul Fithri ( hari raya Fithrah ) yaitu hari pertama atau
tanggal 1 bulan Syawal
2.
Idul Adha ( hari raya Qurban ) yaitu tanggal 10
Dzulhijjah dan berakhir tanggal 13 bulan Dzulhijjah
SHOLAT
DUA HARI RAYA
Sholat hari raya adalah dua
roka’at dan dilakukan dengan tanpa adzan dan iqomah ,dalam roka’at pertama
takbir 7 kali selain takbirotul ihrom dan pada roka’at kedua takbir 5 kali
selain takbir berdiri
Hukum sholat dua hari raya
Hukumnya adalah sunat
mu’akkadah ( sunat yang mendekati wajib ) bagi setiap orang yang telah
berkewajiban melakukan sholat dan disunahkan berjama’ah kecuali bagi orang yang
sedang melakukan haji maka disunahkan sholat sendiri-sendiri
Setelah selesai sholat hari
raya disunahkah khutbah dua kali,syarat dan rukun khutbah tersebut seperti
syarat dan rukun khutbah Jum’ah,sedangkan khutbah yang pertama didahului dengan
9 kali takbir dan khutbah yang kedua dengan 7 kali takbir
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan sholt hari
raya ini adalah sesedah matahari terbit setinggi tombak dicakrawala sampai
tergelincirnya matahari
Tata cara pelaksanaan sholat
hari raya
Pada waktu takbirotul ihrom
pada sholat Idul Fithri wajib berniat dalam hati :
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ
مَأْمُوْمًا ( اِمَامًا ) لِلهِ تَعَالَى
“Saya niat sholat sunat
Idul Fithri 2 roka’at menjadi ma’mum ( imam ) karena Alloh Ta’ala“
Sesudah takbirotul ihrom
disunahkan membaca do’a iftitah :
اَللهُ
اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَالسَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ حَنِيْفاً
مُسْلِمًاوَمَااَنَامِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ
اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمحَيْاَيَ وَممَاَتِى ِللهِ رَبِّ
اْلعَالمَيـْنَ.لاَشَرِ يْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَامِنَ
اْلمُسْلِمِيْنَ*
Sesudah membaca do’a iftitah
menurut Imam Syafi’i,pada roka’at pertama disunahkan membaca takbir sebanyak 7
kali selain takbirotul ihrom,sedangkan pada roka’at kedua disunahkan membaca
takbir 5 kali selain takbir untuk berdiri dari sujud
Diantara ta’bir-takbir tersebut
baik pada roka’at pertama atau kedua di sunahkan membaca tasbih sebagi berikut
:
سُبْحَانَ
اللهِ وَاْلحَمْدُ ِللهِ وَلاَِالهَ ِالاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ ِالاَّ بِاللهِ اْلعَلِىِّ اْلعَظِيْمِ
“SUBHAANALLOHI
WAL HAMDULILLAHI WALAA ILAAHA ILLALLOHU WALLOHU AKBAR WALAA HAULA WALAA QUWWATA
ILLA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘ADHIIM”.
Dan sesudah membaca Fatihah
pada roka’at pertama disunahkan membaca surat Al A’la ( سبح اسم ربك الاعلى ) sedangkan
pada
roka’at kedua sesudah membaca Fatihah disunahkan membaca surat Al
Ghosyiyah
( هل
اتاك حديث الغاشية )
Tempat pelaksanaan sholat hari
raya
Imam Jalaluddin Al Mahali dalam kitab Al Mahali
juz 1 hal.306 menyatakan bahwa sholat hari raya itu lebih utama dikerjakan di
masjid,karena melihat kemuliaan dari masjid itu sendiri,kecuali jika masjidnya
sempit dan tidak dapat menampung seluruh jam’ah ,maka hukumnya makruh melakukan
sholat hari raya di masjid,karena ketenangan hati dalam melakukan sholat hari
raya akan terganggu sebab berdesak-desakan
Ada pendapat yang menyatakan bahwa sholat
hari raya itu lebih utama dilakukan dilapangan ,karena lapangan itu sesuai
dengan orang-orang yang naik kendaraan dan lainnya kecuali jika karena turun
hujan atau salju,maka hukumnya makruh melakukan sholat hari raya di lapangan
Melaksankan sholat hari raya
itu menurut Imam Syafi’i,lebih utama melakukan sholat hari raya di masjid
karena melihat kemuliaan masjid itu sendiri,kecuali ada udzur seperti masjid
yang tidak mampu menampung seluruh jama’ah,sehingga berjejal ,pada saat
demikian ini disunahkan melakukan sholat hari raya di lapangan,disamping masjid
itu lebih mulia dari pada lapangan,maka masjid-masjid mempunyai
kelebihan-kelebihan lain yang tidak dimilik oleh lapangan yaitu :
1. Di masjid
itu dapat melakukan tahiyyatul masjid,sedangkan dilapangan tidak
2. Di masjid
dapat melakukan i’tikaf sedangkan dilapangan tidak
3. Sholat
dimasjid berarti memakmurkan masjid sebagaimana yang di isyaratkan Alloh dalam
surat At Taubah ayat 18 :
إِنَّمَا يَعْمُرُ
مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ
وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا
مِنَ الْمُهْتَدِينَ (التوبة/18 )
Artinya: hanya yang
memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang
diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
4. Masjid
itu rumah Alloh ,sehingga pergi ke masjid dapat diniati mengunjungi / ziarah ke
rumah Alloh ( baitulloh )
5. Pada
zaman rosululloh SAW sampai dengan masa Imam para madzhab,kwalitas umat islam
masih sangat tinggi,sehinggga jiak mereka bersatu padu melakukan sholat di
sebuah tanah lapang ,maka hal itu dapat membuat hati-hati orang non muslim dan
munafiq menjadi gentar ,sedangkan sekarang umat islam Indonesia yang mayoritas
muslim ternyata tidak dapat menggetarkan hati orang-orang non muslim dan
munafiq
Bacaan takbir dan waktunya
Bertakbir pada hari raya itu
terbagi menjadi 2 macam :
1. Takbir
mursal yaitu takbir yang dilakukan pada malam hari raya Idul Fithri atau Idul
Adha sampai imam melakukan sholat Ied
2. Takbir
Muqoyyad yaitu takbir yang dibaca sesudah sholat ,menurut Imam Syafi’i takbir
ini dibaca sesudah sholat ada’ ( tunai/pada waktunya ),sholat qodlo’ atau
sholat sunat
Permulaan waktu membaca takbir
muqoyyad ini adalah sejak waktu maghrib malam hari raya hingga shubuh tanggal 1
Syawal dan waktu shubuh hari Arafah ( tanggal 9 Dzulhijjah ) sampai sholat
Ashar dari dari akhir hari tasyriq ( tanggal 13 Dzulhijjah ) Idul Adha.
Adapun bacaan takbir yang
masyhur adalah:
اَللهُ
اَكْبَرُ, اَللهُ اَكْبَرُ, اَللهُ اَكْبَرُ, لآاِلَهَ اِلّاَ اللهُ, اَللهُ اَكْبَرُ
وَلِلهِ اْلحَمْدُ , اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا ,وَاْلحَمْدُ لِلهَ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً لآاِلَهَ اِلّاَ اللهُ وَحْدَةٌ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ
عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْاَحْزَابَ وَحْدَهُ لآاِلَهَ اِلّاَ اللهُ
لاَنَعْبُدُ اِلَّا اِيَّاهُ ,مُخْلِصِيْنِ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكاَفِرُوْنَ
Dan disunahkan membaca
sholawat :
اَللهم صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَصْحَابِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْصَارِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَزْوَاجِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى ذُرِّيَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Pada hari raya Idul Fithri
disunahkan makan lebih dahulu sebelum berangkat ketempat sholat,sedangkan pada
hari raya Idul Adha disunahkan untuk tidak makan sehingga selesai melakukan
sholat
Pada khutbah Idul Fithri
khotib mengajarkan kepada para jam’ah tentang hukum-hukum zakat fitrah
,silaturrohim yang menjadikan amal ibadah dan pada khutbahIdul Adha khotib
mengajarkan hukum-hukum haji,kurban dan meneladani Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam
الحمد لله رب العالمين
والله اعلم بالصواب
By.M.ASYROFI FADLLY S.Pd.I
Babat , 18 Romadlon 1436 H
5 Juli 2015 M
0 komentar :
Posting Komentar