بسم الله الرّحمن الرّحيم
TAMRINAT IMRITHY
MADRASAH
TSANAWIYAH AL FALAHIYAH
Pondok Pesantren Langitan
Widang Tuban
1.
Lafadh yang berfaidah sempurna dan musnad itu disebut kalam
Sebagaimana syahidnya :
كَلاَمُهُمْ
لَفْظٌ مُفِيْدٌ مُسْــنَدُ 20 وَاْلكِـلْمَةُ اللَّفْظُ اْلمُفِيْدُ
اْلمُفْرَدُ
Kalam
menurut ulama’ ahli nahwu ialah lafadh yang berfaidah dan musnad,adapun
kalimah ialah lafadh yang mufid ( berfaidah ) dan mufrod
2.
Suara yang mengandung huruf hijaiyah itu disebut lafadh
3.
Berfaidah dengan sempurna sekiranya mukhotob tidak
bertanya lagi disebut mufid
4.
Lafadh adalah suara yang mengandung huruf hijaiyah
5.
Lafadh yang mufid dan mufrod disebut kalimah
6.
Kalimah adalah lafadh yang mufid dan mufrod
Sebagaimana
syahidnya :
كَلاَمُهُمْ
لَفْظٌ مُفِيْدٌ مُسْــنَدُ 20 وَاْلكِـلْمَةُ اللَّفْظُ اْلمُفِيْدُ
اْلمُفْرَدُ
Kalam
menurut ulama’ ahli nahwu ialah lafadh yang berfaidah dan musnad,adapun kalimah
ialah lafadh yang mufid ( berfaidah ) dan
mufrod
7.
Kalimah itu terbagi menjadi 3 macam
Sebagaimana
syahidnya :
لاِسْمٍ
وَفِعْلٍ ثُمَّ حَرْفٍ تَنْقَسِمْ $ وَهَـــذِهِ
ثَــلاَثُهَا هِىَ اْلكَلِمْ
Kalimah itu
ada 3 macam yaitu
: 1 ) kalimah isim 2 )
kalimah fi’il 3) kalimah huruf ,adapun kumpulnya 3 tersebut dinamakan kalim
8.
Kalimat yang menunjukkan arti dengan sendirinya tanpa
bersamaan dengan zaman disebut kalimah isim
9.
Kalimat yang menunjukkan arti dengan sendirinya disertai
dengan salah satu zaman disebut kalimah
fi’il
10.
Kalimah yang tidak menunjukkan arti dengan sendirinya
disebut kalimah
huruf
11.
Kumpulan tiga kalimah atau lebih disebut kalim
Sebagaimana
syahidnya :
لاِسْمٍ
وَفِعْلٍ ثُمَّ حَرْفٍ تَنْقَسِمْ $ وَهَـــذِهِ
ثَــلاَثُهَا هِىَ اْلكَلِمْ
Kalimah itu ada 3 macam
yaitu : 1 ) kalimah isim
2 ) kalimah fi’il 3) kalimah huruf ,adapun kumpulnya 3 tersebut dinamakan
kalim
12.
Lafadh yang mempunyai arti yang berfaidah
secara mutlak disebut qoul
Sebagaimana
syahidnya :
وَاْلقَوْلُ
لَفْظٌ قَدْ اَفَادَ مُــطْلَقَا $ كَــقُمْ وَقَـــدْ
وَاِنَّ زَيْدَا نِارْتَقَى
Qoul ialah lafadh yang mempunyai
arti yang berfaidah dengan mutlak baik berupa kalam , kalim , kalimah atau jumlah Seperti :
اِنَّ زَيْدًااِرْتَقَى, قَدْ , قُمْ
13.
Tanwin,dijerkan (sebab idlofah
atau tabaiyah) dimasuki huruf jer dan dimasuki al adalah tanda-tanda kalimah
isim
Sebagaimana syahidnya :
فاَلاِْسْمُ بِالتَّنْوِيْنِ وَالْخَفْضِ عُرِفْ $ وَحَرْفِ خَفْضٍ وَبِــلاَمٍ وَاَلِفْ
Tanda-tanda kalimah isim ialah
tanwin,dijerkan (sebab idlofah atau tabaiyah) dimasuki huruf jer dan dimasuki
al
14.
Qod dan ta’ ta’nits adalah
sebagian dari tanda-tanda kalimah fi’il
Sebagaimana syahidnya :
وَاْلفِعْلُ مَعْرُوْفٌ بِقَدْ
وَالسِّيْنِ $ وَتَاِءتَأْنِيْثٍ مَعَ
التَّـسْكِـيْنِ
وَتَا
فَعَلْتَ مُطْلقًا كَجِئْتَ لِى 25 وَالنُّوْنِ وَاْليَا فِى افْعَلَنَّ
وَافْعَلِى
Kalimah fi’il
itu dapat diketahui
dengan masuknya : قد سين , ,تأ تأنيث ,ta’ fa’il secara mutlak ( mutakalim,
mukhotob atau mukhotobah ) seperti جِئْتَ لِى ,nun
taukid ( khofifah atau tsaqilah ) seperti
افْعَلَنَّ dan ya’ mu’anats mukhotobah seperti افْعَلِى
15.
Tidak mempunyai tanda adalah
tanda-tanda dari kalimah huruf
Sebagaimana syahidnya :
وَاْلحَرْفُ لَمْ يَصْلُحْ لَهُ عَــلاَمَةْ $ اِلاَّ انْــتِــفَا قُـبُوْلِــهِ
اْلــعَلاَمَةْ
Adapun
tanda-tanda kalimah huruf adalah tidak patut dimasuki oleh tanda-tanda kalimah
isim dan kalimah fi’il
16.
Perubahan akhir kalimah karena beda-bedanya amil yang
masuk disebut i’rob
Sebagaimana syahidnya :
اِعْرَابُهُمْ
تَغْيِيْرُآخِــرِ اْلـكَلِمْ $ تَقْدِيْرًا اَوْلَفْظًا
لِـعَامِلٍ عُلِمْ
I’rob
menurut ulama’ ahli nahwu ialah berubahnya akhir kalimah karena
beda-bedanya amil yang
masuk , adakalanya
berubahnya secara taqdir ( muqoddar ) dan ada yang berubah
dalam lafadhnya
17.
Lafadh yang mempengaruhi perubahan harokat akhir kalimah
disebut amil
18.
Selain lafdhi i’rob juga ada yang muqoddar
Sebagaimana syahidnya :
اِعْرَابُهُمْ
تَغْيِيْرُآخِــرِ اْلـكَلِمْ $ تَقْدِيْرًا اَوْلَفْظًا
لِـعَامِلٍ عُلِمْ
I’rob menurut ulama’ ahli nahwu ialah berubahnya akhir
kalimah karena beda-bedanya amil yang
masuk , adakalanya berubahnya
secara taqdir ( muqoddar ) dan
ada yang berubah dalam lafadhnya
19.
I’rob itu ada 4 macam yaitu rofa’,nashob,jer dan
jazm
Sebagaimana
syahidnya :
اَقْسَامُهُ
اَرْبَعَةٌ فَاْلـتُعْتَــبَرْ $ رَفْعٌ وَنَصْبٌ وَكَذَا
جَزْمٌ وَجَرْ
Adapun
i’rob itu dibagi menjadi 4 macam yaitu rofa’,nashob,jer dan jazm
20.
I’rob jazm itu tidak bisa masuk pada kalimah isim
Sebagaimana
syahidnya :
وَاْلكُلُّ
غَيْرَ اْلجَزْمِ فِى اْلاَسْمَا يَقَعْ $ وَكُلُّهَا فِى اْلفِعْلِ وَاْلخَفْضِ
امْتَنَعْ
Semua
i’rob itu bisa masuk pada kalimah isim kecuali i’rob jazm dan semua i’rob itu bisa masuk pada kalimah fi’il
kecuali i’rob jer
21.
I’rob jer itu tidak bisa masuk pada kalimah fi’il
Sebagaimana syahidnya :
وَاْلكُلُّ غَيْرَ اْلجَزْمِ فِى اْلاَسْمَا يَقَعْ $ وَكُلُّهَا فِى
اْلفِعْلِ وَاْلخَفْضِ امْتَنَعْ
Semua
i’rob itu bisa masuk pada kalimah isim kecuali i’rob jazm dan semua i’rob itu bisa masuk pada kalimah
fi’il kecuali i’rob jer
22.
Selain nashob,i’rob yang bisa masuk pada kalimah isim dan
fi’il adalah rofa’
Sebagaimana syahidnya :
وَاْلكُلُّ غَيْرَ اْلجَزْمِ فِى اْلاَسْمَا يَقَعْ $ وَكُلُّهَا فِى
اْلفِعْلِ وَاْلخَفْضِ امْتَنَعْ
Semua
i’rob itu bisa masuk pada kalimah isim kecuali i’rob jazm dan semua i’rob itu bisa masuk pada kalimah fi’il
kecuali i’rob jer
23.
Kalimah isim jika serupa dengan kalimah huruf dengan
serupa yang dekat maka hukumnya adalah mabni
24.
Semua kalimah isim yang tidak serupa dengan kalimah huruf
dengan serupa yang dekat itu dihukumi mu’rob
Sebagaimana
syahidnya :
وَسَائِرُ
اْلاَ سْمَاءِ حَيْثُ لاَشِبَهْ 30 قَرَّبَهَا مِنَ الْحُرُوْفِ مُـــعْرَبَةْ
Semua
kalimah isim yang tidak serupa dengan kalimah huruf dengan serupa yang dekat
itu dihukumi mu’rob
25.
Fi’il mudlori’ itu hukumnya mu’rob
jika tidak bertemu
dengan taukid ( khofifah dan
tsaqilah ) dan nun
jama’ inats ( nun taukid mubasyiroh )
Sebagaimana
syahidnya :
وَغَيْرُ
ذِى اْلاَسْمَاءِ مَبْنِيٌّ خَلاَ $ مُضَارِعٍ مِنْ كُلِّ
نُوْنٍ قَدْ خَلاَ
Adapun
selain kalimah isim ( kalimah fi’il dan kalimah huruf ) itu hukumnya mabni kecuali fi’il mudlori’ yang tidak
bertemu dengan taukid ( khofifah dan tsaqilah ) dan nun jama’ inats
26.
Karena bertemu dengan nun taukid maka fi’il mudlori’
dihukumi mabni
Sebagaimana syahidnya :
وَغَيْرُ
ذِى اْلاَسْمَاءِ مَبْنِيٌّ خَلاَ $ مُضَارِعٍ مِنْ كُلِّ
نُوْنٍ قَدْ خَلاَ
Adapun
selain kalimah isim ( kalimah fi’il dan kalimah huruf ) itu hukumnya mabni kecuali fi’il mudlori’ yang tidak
bertemu dengan taukid ( khofifah dan tsaqilah ) dan nun jama’ inats
27.
Tanda i’rob rofa’ itu ada 4 yaitu dlomah,wawu,nun
dan alif
Sebagaimana
syahidnya :
لِلرَّفْعِ
مِنْهَا ضَمَّــةٌ وَاوٌ اَلِفْ $ كَذَاكَ نُوْنٌ ثَابِتٌ
لاَمُنْحَذِفْ
Tanda-tanda
i’rob rofa’ itu ada 4 yaitu dlomah,wawu,alif dan tetapnya nun ( ثبوت النون )
28.
Isim mufrod ketika rofa’ ditandai dengan dlomah
29.
Jamak taksir ketika rofa’ ditandai dengan dlomah
30.
Jamak mu’anats salim ketika rofa’ ditandai dengan dlomah
31.
Dlomah menjadi tanda i’rob rofa’ bertempat pada fi’il
mudlori’ yang tidak bertemu dengan sesuatu
Sebagaimana
syahidnya :
فَالضَّمُّ
فِى اسْمٍ مُـفْرَدٍ كَأَحْمَدُ $ وَجَمْـعِ تَكْسَيْرٍ
كَجَاءَ اْلاَعْبُدُ
وَجَمْعِ تَأْنِيْثٍ
كَـمُسْلِمَاتِ $ وَكُــلِّ فِعْلٍ
مُـــعْرَبٍ كَيَأْتِى
Adapun
dlomah menjadi tanda i’rob rofa’ berada pada 4 tempat yaitu isim mufrod seperti
َ جَاءَ أَحْمَدُ, jama’
taksir seperti جَاءَ اْلاَعْبُدُ
jama’
mu’anats salim seperti :مُسْلِمَاتُ جَاءَتْ dan fi’il
mudlori’ yang akhirnya tidak bertemu dengan sesuatu yaitu alif
tasniyah,wawu jama’ , ya’muanats mukhotobah , nun jamak
inats dan nun taukid ( khofifah atau tsaqilah ) seperti : يَأْتِى
32.
Jamak mudzakar salim ketika rofa’ ditandai dengan wawu
Sebagaimana syahidnya :
وَاْلوَاوُ فِى
جَمْعِ الذُّكُوْرِ السَّالِمِِ 35
كَالصَّالِحُوْنَ هُمْ اُولُو اْلمَكَارِمِ
Adapun wawu menjadi tanda (
alamat ) I’rob rofa’ itu berada pada 2 tempat yaitu jama’ mudzakar salim
seperti اَلصَّالِحُوْنَ هُمْ
اُولُو اْلمَكَارِمِ
33.
Asma’ul khomsah ketika rofa’ditandai dengan wawu
Sebagaimana syahidnya :
وَاْلوَاوُ فِى جَمْعِ الذُّكُوْرِ السَّالِمِِ 35
كَالصَّالِحُوْنَ هُمْ اُولُو اْلمَكَارِمِ
كَما
اَتـَتْ فِى اْلخَمْسَةِ اْلاَسْمَاءِ $ وَهْىَ الَّتِى تَأْتِى
عَلَى اْلوِلاَءِ
اَبٌ
اَخٌ حَمٌ وَفُـوْ وَذُو جَــرَى $ كُلٌّ مُضَافًا
مُفْرَدًا مُــكَبَّرًا
Adapun wawu menjadi tanda (
alamat ) I’rob rofa’ itu berada pada 2 tempat yaitu jamak mudzakar salim seperti اَلصَّالِحُوْنَ هُمْ اُولُو
اْلمَكَارِمِ
dan
asma’ul khomsah yaitu اَبٌ,
اَخٌ ,حَمٌ ,فُــوْ ,ذُوْ
yang semua itu disyaratkan
harus mudlof,mudlof selain ya’ mutakalim ,mufrod dan mukabbar ( tidak ditashghirkan )
34.
Mudlof,mudlof
selain ya’ mutakalim ,mufrod dan
mukabbar adalah
syarat dari asma’ul khomsah
Sebagaimana syahidnya :
كَما
اَتـَتْ فِى اْلخَمْسَةِ اْلاَسْمَاءِ $ وَهْىَ الَّتِى تَأْتِى
عَلَى اْلوِلاَءِ
اَبٌ
اَخٌ حَمٌ وَفُـوْ وَذُو جَــرَى $ كُلٌّ مُضَافًا
مُفْرَدًا مُــكَبَّرًا
Asma’ul
khomsah yaitu اَبٌ, اَخٌ ,حَمٌ
,فُــوْ ,ذُوْ
yang semua itu disyaratkan
harus mudlof,mudlof selain ya’ mutakalim ,mufrod dan mukabbar ( tidak ditashghirkan )
35.
Isim tasniyah ketika rofa’ ditandai dengan alif
Sebagaimana syahidnya :
وَفِى
اْلمُثَنَّى نَـحـْوُ زَيْدَا نِِاْلاَلِفْ $ وَالنُّوْنُ فِى اْلمُضَارِعِ الَّذِى عُرِفْ
Alif menjadi tanda I’rob rofa’ itu betempat pada isim
tasniyah seperti الزَيْدَانِ جَاءَ
36.
Af’alul khomsah ketika rofa’ ditandai dengan nun
Sebagaimana syahidnya :
بِيَفْعَلاَنِ
تَفْـعَلاَنِ اَنـْـتُـمَا $ وَيَفْعَلُوْنَ
تَفْعَلُوْنَ مَعْـهُمَا
وَتَفْعَلِيْنَ تَرْحَـــمِيْن
حَالِى 40 وَاشْتَهَرَتَ بِالْخَمْسَةِ اْلاَفْعَالِ
Adapun tetapnya nun menjadi tanda ( alamat ) i’rob
rofa’ itu bertempat pada fi’il mudlori’ yang akhirnya bertemu dengan alif
tasniyah,wawu jama’ dan ya’ mu’anats mukhotobah
Seperti تَـفـْعَـلِيْنَ يَفْعَلاَنِ
,تَفْـعَـلاَنِ, يَفْعَلُوْنَ ,تَـفـْعَـلُوْنَ, adapun wazan-wazan ini disebut af’alul
khomsah
37.
Isim yang menunjukkan arti banyak yang berubah dari
bentuk mufrodnya disebut jamak taksir
38.
Isim yang menunjukkan arti perempuan banyak dengan
tambahan alif dan ta’ disebut jamak mu’anats salim
39.
Isim yang menunjukkan arti satu ( tunggal ) disebut isim
mufrod
40.
Isim yang menunjukkan arti laki-laki banyak dengan
tambahan wawu dan nun ketika rofa’ disebut jamak mudzakar salim
41.
Isim yang menunjukkan arti dua dengan alif dan nun ketika
rofa’ serta ya’ dan nun ketika nashob disebut isim tasniyah
42.
Fi’il mudlori’ yang akhirnya bertemu dengan alif
tasniyah,wawu jamak dan ya’ mu’anats mukhothobah disebut af’alul khomsah
43.
Tanda i’rob nashob adalah fathah,alif,kasroh,ya dan
terbuangnya nun
Sebagaimana
syahidnya :
لِلنَّصْبِ
خَمْسٌ وَهْيَ فَتْحَةٌ اَلِفْ $ كَسْرٌ وَياَءٌ ثُمَّ
نُوْنٌ تَـنْحَذِفْ
Tanda-tanda
I’rob nashob itu ada 5 macam yaitu fathah,alif,kasroh,
ya’ dan
terbuangnya nun
44.
Kecuali jamak mua’amats salim ,isim-isim yang marfu’nya
dengan dlomah itu nashobnya dengan fathah
45.
Isim-isim yang rofa’nya dengan dlomah itu nashobnya
ditandai fathah kecuali jamak mua’nats salim
Sebagaimana
syahidnya :
فَانْصِبْ
بِفَتْحٍ مَا بِضَمٍّ قَدْ رُفِــعْ $ ِالاَّ كَهِنْدَاتِ
فَفَتْحُهُ مُنِعْ
Adapun
fathah itu menjadi tanda i’rob nashob itu bertempat pada kalimah yang ketika
keadaan ( tingkah ) rofa’nya dengan dlomah kecuali jama’ mua’nats salim
46.
Jamak taksir ketika nashob dengan tanda fathah
47.
Asmaul khomsah itu tanda nashobnya dengan alif
Sebagaimana
syahidnya :
وَاجْعَلْ
لِنَصْبِ الْخَمْسَةِ اْلاَسْماََ اَلِفْ
$ وَانْصِبْ بِكَسْرٍ
جَمْعَ تَأْنِيْثٍ عُرِفْ
Alif menjadi tanda I’rob
nashob bertempat pada asma’ul khomsah
Adapun kasroh menjadi tanda
‘I’rob nashob bertempat pada jama’ mu’anats salim
48.
Isim tasniyah ketika nashob ditandai dengan ya’
49.
Jamak mudzakar salim ketika nashob dengan ya’
Sebagaimana
syahidnya :
وَالنَّصْبُ
فِى الاِسْمِ الَّذِى قَدْ ثُنِيَا $ وَجَمْعِ تَذْكِيْرٍ
مُصَحَّحٍ بِيَا
Ya’ menjadi tanda I’rob nashob
bertempat pada 2 tempat yaitu isim tasniyah dan jama’ mudzakar salim
50.
Af’alul Khomsah ketika tingkah nashob ditandai dengan membuang
nun alamat rofa’
Sebagaimana syahidnya :
وَاْلخَمْسَةُ
اْلاَفْعَالِ حَيْثُ تَنْتَصِبْ 45 فَحَذْفُ النُّوْنِ الرَّفْعِ مُطْلَقًا يَجِبْ
Af’alul Khomsah ketika tingkah nashob ditandai dengan
membuang nun alamat rofa’
51.
Tanda-tanda i’rob jer adalah kasroh,ya’
dan fathah
Sebagaimana syahidnya :
عَلاَمَاتُ
الْخَفْضِ الَّتِى بِهَا انْضَبَطْ $ كَسْرٌ وَ يَاءٌ ثُمَّ
فَتْحَةٌ فَقَطْ
Tanda-tanda i’rob jer itu ada 3 yaitu kasroh,ya’ dan
fathah
52.
Isim yang ketika rofa’ ditandai dengan dlomah ketika jer
dengan kasroh sekiranya isim tersebut munshorif
Sebagaimana
syahidnya :
فَاخْفِضْ
بِكَسْرِ مَا مِنَ اْلاَسْمَا عُرِفْ $ فِى رَفْعِهِ بِالضَّمِّ
حَيْثُ يَنْصَرِفْ
Adapun
kasroh menjadi tanda i’rob jer berada pada isim-isim yang ketika rofa’nya ditandai
dengan dlomah , demikian
itu sekira munshorif ( menerima tanwin )
53.
Selain jamak mudzakar salim dan isim tasniyah ,isim yang
ketika jer ditandai dengan ya’ adalah asmaul khomsah
Sebagaimana
syahidnya :
وَاخْفِضْ
بِيَاءٍ كُلَّ مَا بِهَانُصِبْ $ وَالْخَمْسَةُ اْلاَسمَا
بِشَرْطِهَا تُصِبْ
Sedangkan
ya’ menjadi tanda i’rob jer bertempat pada isim-isim yang ketika nashobnya
ditandai dengan ya’ ( isim tasniyah dan jama’ mudzakar salim ) dan asma’ul
khomsah yang menetapi syarat-syaratnya
54.
Isim yang
ketika jernya ditandai dengan fathah adalah isim ghoiru munshorif
55.
Isim ghoiru munshorif adalah isim yang mempunyai sifat
seperti kalimah fi’il
Sebagaimana syahidnya :
وَاخْفِضْ
بِفَتْحٍ كُلَّ مَا لَمْ يَنْصَرِفْ $ ِممَّا بِوَصْفِ
الْفِعْلِ صَارَ يَتَّصِفْ
Fathah
menjadi tanda ( alamat ) i’rob jer bertempat pada isim ghoiru munshorif yaitu
isim yang serupa dengan kalimah fi’il
56.
Isim ghoiru munshorif itu mempunyai dua ilat atau satu
ilat yang kekuatannya sama dengan dua ilat
Sebagaimana syahidnya :
وَاخْفِضْ
بِفَتْحٍ كُلَّ مَا لَمْ يَنْصَرِفْ $ ِممَّا بِوَصْفِ
الْفِعْلِ صَارَ يَتَّصِفْ
بِاَنْ
يَـحـُـوْزَ اْلاِسْــمُ عِـلَّــتَيْنِ
50 اَوْ عِـلَّـةً تُــغْنِى عَنِ اثْنَتَيْنِ
Fathah
menjadi tanda ( alamat ) i’rob jer bertempat pada isim ghoiru munshorif yaitu
isim yang serupa dengan kalimah fi’il
Disebabkan
mengumpulkana 2 ilat atau satu ilat yang kekuatannya sama dengan 2 ilat
57.
Ilat yang bisa mencegah tanwin dengan sendirinya adalah
alif ta’nits dan shighot muntahal jumu’
Sebagaimana syahidnya :
فَأَلِفُ
التَّاءْنِيْثِ اَغْنَتْ وَحْـــدَهَا $ وَصِيْغَةُ اْلجَمْعِ
اَّلذِى قَدِ اْنتَهَى
Ilatnya isim
ghoiru munshorif yang bisa mencegah kemunshorifan isim (
tanwin ) dengan sendirinya itu ada 2 yaitu : 1) Alif ta’nits baik maqshuroh
atau mamdudah 2 ) Shighot muntahal jumu’
58.
Ilat yang bisa mencegah tanwin bersama dengan wasfiyah
itu ada 3
Sebagaimana syahidnya :
وَاْلعِلَّتَانِ
اْلوَصْفُ مَعْ عَدْلٍ عُرِفْ $ اَوْ وَزْنِ فِعْلٍ
اَوْبِنُوْنٍ وَاَلِفْ
Adapun
ilat dua yang dapat mencegah kemunshorifan isim itu ada kalanya wasfiyah bersamaan
dengan ‘adal,wasfiyah bersamaan dengan wazan fi’il dan wasfiyah bersamaan
dengan ziyadah alif nun
59.
Ilat yang bisa mencegah tanwin bersama dengan alamiyah
itu ada 6
Sebagaimana syahidnya :
وَهَــذِهِ
الثَّـلاَثُ تَمْنَـــعُ اْلــعَلَمْ $ وَزَادَ تَرْكِيْبًا
وَاَسْمَاءَ اْلعَجَمْ
كَذَاكَ
تَأْنِيْثٌ بِمَا عَـدَا اْلاَلِفْ $ فَاِنْ يُضَفْ اَوْ
يَأْتِى بَعْدَ اَلْ صُرِفْ
Alamiyah
itu bisa mencegah kemunshorifan isim apabila bersamaan dengan : 1 ) ‘Adal
taqdiri 2 ) Wazan fi’il
3 ) Ziyadah alif nun 4 ) Tarkib
majzi 5 ) Ta’nits dengan ta’ dan
makna 6 ) ‘Azam
Kemudian
isim ghoiru munshorif itu jika dimudlofkan atau kemasukan al maka menjadi
munshorif ( menerima tanwin )
60.
Isim ghoiru munshorif itu menjadi munshorif jika mudlof
atau bersamaan dengan al
Sebagaimana syahidnya :
وَهَــذِهِ
الثَّـلاَثُ تَمْنَـــعُ اْلــعَلَمْ $
وَزَادَ تَرْكِيْبًا وَاَسْمَاءَ اْلعَجَمْ
كَذَاكَ
تَأْنِيْثٌ بِمَا عَـدَا اْلاَلِفْ $ فَاِنْ يُضَفْ اَوْ
يَأْتِى بَعْدَ اَلْ صُرِفْ
Alamiyah
itu bisa mencegah kemunshorifan isim apabila bersamaan dengan : 1 ) ‘Adal
taqdiri 2 ) Wazan fi’il
3 ) Ziyadah alif nun 4 ) Tarkib
majzi 5 ) Ta’nits dengan ta’ dan
makna 6 ) ‘Azam
Kemudian
isim ghoiru munshorif itu jika dimudlofkan atau kemasukan al maka menjadi
munshorif ( menerima tanwin )
61.
Tanda jazm selain sukun adalah membuang ( hadfu )
Sebagaimana syahidnya :
وَالْجَزْمُ
فِى اْلاَفْعَالِ بِالسُّكُوْنِ 55 اَوْحَذْفِ حَرْفِ عِلَّةٍ اَوْنُوْنِ
Tanda (
alamat ) i’rob jazm itu ada 2 yaitu : 1 ) Sukun 2 ) Membuang huruf ilat atau membuang nun
62.
Membuang nun sebagai tanda i’rob jazm berada pada af’alul
khomsah
Sebagaimana syahidnya :
فَحَذْفُ
نُوْنِ الرَّفْعِ قَـطْعًا يَلْزَمُ $ فِى الْخَمْسَةِ
اْلاَفْعَالِ حَيْثُ تُجْزَمُ
Membuang
nun menjadi tanda i’rob jazm berada pada satu tempat ialah af’alul khomsah
63.
Fi’il mudlori’ yang shohihul akhir itu jazmnya ditnadai
dengan sukun
Sebagaimana syahidnya :
وَبِالسُّكُوْنِ
اجْزِمْ مُضَارِعًا سَلِمْ $ مِنْ كَوْنِهِ بِحَرْفِ
عِلَّةٍ خُتِمْ
Adapun
sukun menjadi tanda i’rob jazm berada pada satu tempat yaitu fi’il mudlori’
yang shohihul akhir ( akhirnya berupa huruf shohih ) dan akhirnya tidak bertemu
dengan sesuatu yang menjadikan mabni
64.
Membuang huruf
ilat menjadi tanda i’rob jazm bertempat pada fi’il mudlori’ mu’tal
akhir
Sebagaimana syahidnya :
اِمَّـا
بِــوَاوٍ اَوْبِـيَاءٍ اَوْ اَلـِـفْ $ وَجَزْمُ مُعْتَلٍ بِهَا
اَنْ تَنْحَذِفْ
Sedangkan
jazmnya fi’il mudlori’ yang mu’tal akhir ( akhirnya berupa huruf ilat ) baik
mu’tal wawi,mu’tal ya’i atau alif itu dengan membuang huruf ilat
65.
Nashobnya fi’il mudlori’ mu’tal wawi dan ya’i itu
tandanya harus didhohirkan
Sebagaimana syahidnya :
وَنَصْبُ
ذِى وَاوٍ وَيَاءٍ يَـظْـهـَرُ $ وَمَا سِوَاهُ فِى الثَّلاَثِ قَدَّرُوا
Fi’il
mudlori’ mu’tal wawi dan mu’tal ya’i ( lam fi’ilnya berupa huruf ilat wawu atau
ya’ ) itu ketika nashob ditandai dengan fathah dhohiroh
Seperti يَغْزُوَ ,
لَنْ يَهْتَدِىَ لَنْ
Sedangkan fi’il mudlori’ yang mu’tal alif ketika nashob
ditandai dengan fathah muqoddaroh ( dikira-kirakan ) seperti لَنْ يَخْشَى
66.
Rofa’ dan nashobnya fi’il mudlori’ mu’tal alif itu
tandanya harus dikira-kirakan
Sebagaimana syahidnya :
فَنَحْوُ يَغْزُو يَهْتَدِى يَخْشَى
خُتِمْ 60 بـِعِـلَّةٍ وَغَـْـيْرُهُ مِــنْهَا سَلِمْ
Sedangkan fi’il mudlori’
mu’tal akhir baik wawi,yai atau alif itu ketika tingkah rofa’nya ditandai
dengan harokat dlomah muqoddaroh ( dikira-kirakan ) seperti يَغْزُو , يَهْتَدِى
, يَخْشَى
Adapun fi’il mudlori’ yang
akhirnya tidak bertemu dengan huruf ilat tersebut disebut fi’il mudlori’
shohihul akhir (
akhirnya berupa huruf shohih )
67.
I’robnya isim manqus itu didhohirkan ketika keadaan
nashob
Sebagaimana syahidnya :
وَعِـلَّةُ اْلاَسْــمَاءِ
يَاءٌ وَاَلِفْ
$ فَنَحْوُ قَاضٍ وَاْلفَتَى بِهَا عُرِفْ
اِعْرَابُ
كُلٍّ مِنْهُمَا مُقَــدَّرُ $ فِيْهَا وَلَكِنْ نَصْبُ
قَاضٍ يَظْهَرُ
Adapun
isim manqus dan isim maqshur baik rofa’,nashob dan jer itu dikira-kirakan
seperti اْلفَتَى,
جَاءَ اْلفَتَى مَرَرْتُ بِاْلفَتَى , رَاَيْتُ
kecuali
isim manqus ketika tingkah nashob dialamati dengan fathah dhohiroh (dijelaskan)
seperti اْلقَاضِىَ, جَاءَ اْلقَاضِى
مَرَرْتُ
بِاْلقَاضِى , رَاَيْتُ
68.
I’robnya isim manqus itu dimuqoddarkan ketika keadaan
rofa’ dan jer
Sebagaimana syahidnya :
وَعِـلَّةُ
اْلاَسْــمَاءِ يَاءٌ وَاَلِفْ $ فَنَحْوُ قَاضٍ وَاْلفَتَى بِهَا عُرِفْ
اِعْرَابُ
كُلٍّ مِنْهُمَا مُقَــدَّرُ $ فِيْهَا وَلَكِنْ نَصْبُ
قَاضٍ يَظْهَرُ
Adapun
isim manqus dan isim maqshur baik rofa’,nashob dan jer itu dikira-kirakan
seperti اْلفَتَى, جَاءَ اْلفَتَى
مَرَرْتُ
بِاْلفَتَى , رَاَيْتُ
kecuali
isim manqus ketika tingkah nashob dialamati dengan fathah dhohiroh (dijelaskan)
seperti اْلقَاضِىَ,
جَاءَ اْلقَاضِى مَرَرْتُ بِاْلقَاضِى , رَاَيْتُ
69.
I’robnya isim maqsur itu semuanya harus dikira-kirakan
Sebagaimana syahidnya :
وَعِـلَّةُ
اْلاَسْــمَاءِ يَاءٌ وَاَلِفْ $ فَنَحْوُ قَاضٍ وَاْلفَتَى بِهَا عُرِفْ
اِعْرَابُ
كُلٍّ مِنْهُمَا مُقَــدَّرُ $ فِيْهَا وَلَكِنْ نَصْبُ
قَاضٍ يَظْهَرُ
Adapun
isim manqus dan isim maqshur baik rofa’,nashob dan jer itu
dikira-kirakan seperti اْلفَتَى, جَاءَ اْلفَتَى
مَرَرْتُ
بِاْلفَتَى , رَاَيْتُ
kecuali
isim manqus ketika tingkah nashob dialamati dengan fathah dhohiroh (dijelaskan)
seperti اْلقَاضِىَ,
جَاءَ اْلقَاضِى مَرَرْتُ بِاْلقَاضِى , رَاَيْتُ
70.
Isim manqus adalah isim yang akhirnya berupa ya’
lazimah
71.
Isim maqsur adalah isim yang akhirnya berupa alif
lazimah
72.
Isim yang mudlof pada ya’ muttakalim itu rofa,nashob dan
jernya harus dikira-kirakan
Sebagaimana syahidnya :
وَقَدَّرُوْا
ثَـــلاَثَةَ اْلاَ قْـــسَامِ
$ فِى اْلمِيْمِ قَبْلَ
اْليَاءِ مِنْ غُلاَمِى
Apabila
ada isim mufrod shohihul akhir mudlof pada ya’ muttakalim , maka i’robnya di
kira-kirakan pada huruf sebelumnya baik tingkah rofa’,nashob dan jer seperti غُلاَمِى,
جَاءَ غُلاَمِى مَرَرْتُ
بغُلاَمِى , رَاَيْتُ
73.
Kalimah yang dii’robi itu ada 2
Sebagaimana
syahidnya :
اَ
لْمُعْرَبَاتُ كُـلُّهَا قَدْ تُعْرَبُ
65 بِاْلحَرَكَاتِ اَوْحُرُوْفٍ
تَقْرُبُ
Kalimah
yang dii’robi itu ada 2 yaitu : 1 )
dii’robi dengan harokat
2 ) dii’robi dengan huruf
0 komentar :
Posting Komentar